Darilaut – Instrumen penanganan polusi plastik bukan hanya dengan cara mendaur ulang atau mengelola sampah. Akan tetapi, bagaimana siklus hidup penuh mulai dari proses produksi plastik hingga kemasan dan penggunaannya.
Hal ini berarti memikirkan kembali segala hal sepanjang rantai produksi, mulai dari polimer hingga polusi, dari produk hingga kemasan.
Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP), Inger Andersen, mengatakan, kita perlu menggunakan lebih sedikit bahan baku, lebih sedikit plastik, dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya.
“Kita perlu memastikan bahwa kita menggunakan, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sumber daya dengan lebih efisien,” kata Inger, dan buang dengan aman apa yang tersisa.
“Inilah cara kita melindungi kesehatan manusia dan ekosistem, memperlambat perubahan iklim, menciptakan lapangan kerja baru dan pasar berkelanjutan, serta mewujudkan transisi yang adil,” ujar Inger, pada pembukaan Sesi ketiga Komite Negosiasi Antarpemerintah untuk mengembangkan instrumen yang mengikat secara hukum internasional mengenai polusi plastik, termasuk di lingkungan laut (INC-3).
INC-3 dibuka Senin (13/11) di ibu kota Kenya, Nairobi. Anggota INC-3 akan memulai negosiasi berdasarkan teks Zero Draft yang disiapkan oleh Ketua INC.