Darilaut – Pendinginan (Cooling) seperti air conditioner (AC), deep freezer dan lemari es, bertanggung jawab terhadap lebih dari tujuh persen emisi gas rumah kaca global. Sementara permintaan terhadap pendinginan diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050.
Hal ini merupakan berita meresahkan bagi planet bumi yang akan mencapai suhu hangat 3°C pada akhir abad ini, dua kali lipat dari Perjanjian Paris, tujuan paling ambisius di dunia.
“Banyak orang tidak menyadari bahwa meningkatnya permintaan alat pendingin merupakan pendorong utama perubahan iklim dan juga sangat penting bagi kesehatan manusia, kemakmuran ekonomi, dan ketahanan pangan,” kata Lily Riahi, Koordinator Global Cool Coalition, seperti dikutip dari Unep.org.
“Saat kita menghadapi tekanan panas dan guncangan iklim yang semakin meningkat, menjaga suhu tetap sejuk sangatlah penting, terutama bagi kelompok yang paling rentan.”
Pekan ini, ketika para pemimpin berkumpul untuk Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP28), mereka akan didesak untuk menandatangani pakta untuk memperluas akses terhadap berbagai layanan dan teknologi pendingin berkelanjutan, sebuah dorongan yang muncul menjelang tahun 2023 yang siap menjadi tahun terpanas dalam sejarah.