Darilaut – Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemsyarakatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tri Nuke Pudjiastuti mengatakan, larangan mudik diharapkan dapat dikaji dari berbagai sisi. Pasalnya, banyak pekerja di DKI Jakarta kehilangan pekerjaan karena dampak Covid-19, sehingga mudik bisa saja menjadi satu-satunya pilihan.
”Meskipun penelitian dilakukan dengan perspektif demografi, tentu harapannya kita bisa mengurai hasil penelitian untuk memecahkan masalah ekonomi, keamanan, atau yang lain bila ditinjau dari perpektif kependudukan,” kata Nuke, dikutip dari Lipi.go.id.
Menurut Nuke, permasalahan yang ada bukan hanya sekadar pilihan untuk mudik atau tidak. “Sebenarnya inti dari permasalahan juga soal bagaimana memutus penyebaran Covid-19 saat perjalanan mudik,” ujar Nuke.
Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Rusli Cahyadi mengatakan, tradisi mudik menjelang hari raya Idul Fitri sudah menjadi fenomena budaya masyarakat Indonesia. Namun, kondisi di tengah pandemi Covid-19 di tahun ini menjadikan mudik sebagai hal yang kompleks.
”Mudik bukan semata-mata sebagai fenomena ekonomi tapi juga sosial. Dalam kondisi dan situasi yang sulit ini orang berusaha untuk pulang, karena mudik seperti sebuah panggilan,” kata Rusli.
Komentar tentang post