Bandung – Peneliti Bidang Geologi Laut dan Oseanografi, Badan Litbang Energi Dan Sumber Daya Mineral Delyuzar Ilahude mengingatkan, pemerintah Kota Gorontalo sudah saatnya mengacu pada data geologi teknik.
“Karena Gorontalo dilintasi jalur sesar yang membelah kota Gorontalo,” kata Delyuzar, Kamis (4/10).
Menurut Delyuzar, sebaiknya sebelum membangun infrastruktur di kawasan Gorontalo berkonsultasi dengan Dinas Pertambangan. Data geologi teknik ini untuk pengembangan perumahan maupun infrastruktur lainnya.
“Sudah saatnya Pemkot Gorontalo punya data geologi teknik untuk pengembangan perumahan, karena gorontalo berpotensi terjadi likuifaksi bila terjadi gempa di atas magnitude 6.5 SR (skala Richter),” ujarnya.
Menurut Delyuzar, rencana tata ruang wilayah (RTRW) harus mengikuti rekomendasi geologi teknik. Soalnya, penelitian geologi teknik ini dengan melakukan pemboran dangkal.
Delyuzar mengatakan, sudah ada laporan penelitian geologi teknik di Gorontalo yang disimpan di Dinas Pertambangan. Bila hilang laporannya, bisa diminta di pusat survei geologi, Badan Geologi di Bandung.
“Likuifaksi yang paling menghawatirkan, karena dengan tidak sadar, rumah kita dapat masuk ditelan bumi,” ujarnya.
Terutama bangunan yang dibangun pada zona paleo lake dan paleo channel (danau purba dan sungai purba). Misalnya, bangunan di pinggiran Danau Limboto. “Daerah itu rawan likuefaksi,” kata Delyuzar.
Dalam membangun Gorontalo, sebaiknya mengarah ke utara, timur laut dan timur. Batuannya lebih kompak dan bukan zona dataran banjir.
“Harus diperhatikan juga sistem drainase karena curah hujan cukup tinggi, kanal yang dibuat sebagian masih kurang mengatasi luapan air,” ujarnya.*
Komentar tentang post