Darilaut – Suhu agak panas yang melanda sejumlah negara saat ini membuat banyak orang menggunakan pendingin udara (AC) agar sejuk. Saat ini, semakin banyak menggunakan pendingin, semakin panas planet ini.
Tanpa disadari, meningkatnya penggunaan AC ikut memicu krisis iklim yang antara lain membuat suhu di Bumi makin terik dan terjadi gelombang panas.
Kepala Cabang Energi dan Iklim (Chief of the Energy and Climate Branch) Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), Mark Radka, mengatakan pendinginan adalah kontributor besar pemanasan global (global warming).
Hal ini karena sebagian besar peralatan pendingin yang ada menggunakan refrigeran hidrofluorokarbon. Peralatan ini merupakan penyumbang gas rumah kaca yang kuat dan menguras banyak energi. Ini menjadikannya beban ganda bagi perubahan iklim.
Penggunaan AC menyumbang hampir 20 persen dari listrik di gedung-gedung. Penggunaan energi tersebut tumbuh paling cepat di gedung-gedung secara global.
Untuk dapat mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan AC berlebihan, menurut Radka, kota dapat memberikan insentif dan solusi yang diperlukan untuk mengatasi permintaan pendinginan. Tindakan ini dapat dilakukan melalui perencanaan dan penegakan aturan.
“Solusi berbasis alam membawa banyak manfaat bagi kota dan akan sangat penting bagi kota untuk beradaptasi dengan perubahan iklim,” kata Radka seperti dikutip dari Unep.org.
Komentar tentang post