Minggu, September 24, 2023
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita

Perbudakan ABK dan Illegal Fishing di Laut Lepas

redaksi
11 Maret 2019
Kategori : Berita
0
World Ocean Summit 2019 di Abu Dhabi

FOTO: KKP.GO.ID

PERDAGANGAN orang, perbudakan ribuan anak buah kapal (ABK) dan penangkapan ikan secara illegal marak terjadi di laut lepas.

Kasus ini diangkat dalam penyelenggaraan World Ocean Summit (WOS) 2019 di Park Hyatt Hotel, Abu Dhabi, Rabu (6/3). Delegasi Indonesia mengadakan side event berupa kegiatan diskusi mengenai Tata Kelola Perikanan Laut Lepas.

Delegasi Indonesia diwakili oleh Mantan Menteri Luar Negeri dan Ketua Kelompok Kerja, Hassan Wirajuda dan Anggota Kelompok Kerja dan Koordinator Staf Khusus SATGAS 115, Mas Achmad Santosa.

Selain kasus penangkapan ikan secara ilegal, diskusi juga membahas tentang praktek perdagangan orang dan perbudakan yang terjadi pada ribuan ABK yang bekerja di laut lepas. Indonesia memberikan contoh kasus Pusaka Benjina Resources, di mana ratusan ABK dari beberapa negara menjadi korban.

Dalam diskusi ini, Hassan Wirajuda menjelaskan tentang tata kelola perikanan laut lepas yang masih kurang baik dan menyeluruh, inefektivitas impelementasi pengaturan yang ada dan lemahnya penegakan hukum. Selain itu, koordinasi yang belum berjalan dengan baik antar organisasi/institusi terkait maupun antara organsasi/institusi dengan negara.

Menurut Achmad Santosa, maraknya penangkapan ikan secara ilegal di laut lepas, salah satunya disebabkan oleh lemahnya atau bahkan tidak adanya pengaturan mengenai kegiatan alih muat di laut (transhipment), subsidi perikanan yang menyebabkan eksploitasi berlebihan dan penggunaan flags of convenience. “Contohnya bisa kita lihat jelas pada kasus FV Viking, STS 50, dan Silver Sea 2,” katanya.

Diskusi ini bertujuan untuk mengumpulkan masukan terhadap rancangan laporan “Reforming High Seas Fisheries Governance” yang telah disusun oleh Kelompok Kerja Menteri Kelautan dan Perikanan untuk Perlindungan Sumber Daya dan Pengamanan di Laut Lepas.

Kelompok kerja ini dibentuk untuk menyusun kajian mengenai tata kelola perikanan laut lepas dan menghasilkan rekomendasi kebijakan nasional, regional, maupun global untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan, serta menjamin keamanan maritim di laut lepas.

Rekomendasi yang tertuang dalam laporan ini menyangkut pembentukan norma dasar yang dapat diterima secara internasional, agar tercipta standardisasi dan harmonasi pengaturan. Optimalisasi peran organisasi/institusi internasional dan pembentukan jaringan permanen untuk penanganan kasus, sehingga koordinasi antar negara maupun dengan institusi/organisasi internasional dapat ditingkatkan.

Melalui diskusi ini, kelompok kerja mendapat masukan dari sejumlah pakar internasional yang dikenal aktif memperjuangkan keberlanjutan sumber daya laut lepas. Antara lain dari Dr Enric Sala (National Geographic), Dr Rashid Sumaila (Univeristy of British Columbia) dan Tony Long (Global Fishing Watch).

Advertisement

Ketiga tokoh tersebut mengapresiasi inisiatif Indonesia untuk aktif mengampanyekan pentingnya memperhatikan keberlanjutan sumber daya laut lepas dan.

Enric Sala dan Rashid Sumaila menyampaikan bahwa sumber daya perikanan di laut lepas yang sebenarnya dapat dinikmati oleh semua negara, nyatanya hanya dinikmati oleh beberapa distant fishing nations yang kapasitas eksploitatifnya sangat tinggi.

“Kapal-kapal milik negara-negara tersebut terus melakukan pelanggaran di laut lepas karena lemahnya monitoring. Oleh karenanya, transparansi menjadi sangat penting,” ujar Tony Long.

Masukan lainnya juga datang dari delegasi European Union, PEW Charitable Trust, serta profesor dari University of California dan University of Oxford.

Rekomendasi yang dihasilkan, seperti penutupan seluruh laut lepas dari kegiatan penangkapan ikan untuk konservasi dan penetapan moratorium untuk beberapa wilayah laut lepas. Kemudian, pembenahan tata kelola perikanan untuk mengubah beberapa pengaturan terkait transparansi, beban pembuktian, dan pemberian sanksi.

Laporan akhir yang dihasilkan oleh Kelompok Kerja diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pengembangan Kertas Kerja High Level Panel (HLP) on Sustainable Ocean Economy. HLP diagendakan akan bertemu pada side event United Nations General Assembly (UNGA) 2019 di New York dan forum-forum kelautan lainnya seperti United Nations (UN) Ocean Conference 2020 di Lisbon, Portugal dan Our Ocean Conference (OOC) 2019 di Oslo, Norwegia.*

Baca Juga

200 Personel Brimob dan Tim Mabes Polri Tiba di Pohuwato

Konflik Pohuwato Terbesar Kedua di Teluk Tomini, Setelah Poso

Rektor Universitas Negeri Gorontalo Prihatin Konflik di Pohuwato

Tags: illegal fishingKKPperbudakan
Bagikan26Tweet12KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan
Dukungan darilaut.id : https://saweria.co/darilautID
Previous Post

KKP Tangkap Kapal Ikan Vietnam

Next Post

Ingat Kasus Benjina

Postingan Terkait

200 Personel Brimob dan Tim Mabes Polri Tiba di Pohuwato

200 Personel Brimob dan Tim Mabes Polri Tiba di Pohuwato

23 September 2023
Sosiolog UNG: Ini Tantangan Penjabat Gubernur Gorontalo

Konflik Pohuwato Terbesar Kedua di Teluk Tomini, Setelah Poso

23 September 2023

Rektor Universitas Negeri Gorontalo Prihatin Konflik di Pohuwato

Grup Merdeka Menyayangkan Perusakan Fasilitas Proyek Emas Pani di Pohuwato

Soal Kondisi di Pohuwato, Semua Pihak Menahan Diri dan Tidak Memperpanjang Tindakan Kekerasan

Massa Merusak Fasilitas Pani Gold Project dan Membakar Kantor Bupati Pohuwato di Gorontalo

Guterres Mengeluarkan Peringatan Keras Dalam Pertemuan Iklim di New York

Skala Kerusakan Akibat Badai Daniel di Libya Belum Dapat Diprediksi

Next Post
Benjina

Ingat Kasus Benjina

Komentar tentang post

Dukungan

TERBARU

Cerdas Menangkal Hoaks

200 Personel Brimob dan Tim Mabes Polri Tiba di Pohuwato

Konflik Pohuwato Terbesar Kedua di Teluk Tomini, Setelah Poso

Rektor Universitas Negeri Gorontalo Prihatin Konflik di Pohuwato

Grup Merdeka Menyayangkan Perusakan Fasilitas Proyek Emas Pani di Pohuwato

Soal Kondisi di Pohuwato, Semua Pihak Menahan Diri dan Tidak Memperpanjang Tindakan Kekerasan

Beri Dukungan disini : https://saweria.co/darilautID

REKOMENDASI

Virus Corona, Konsulat Indonesia Bagi Vitamin Buat ABK di Cape Town

Wisatawan Mancanegara Usul Penanganan Sampah Plastik bagi Siswa di Togean

Ubur-Ubur Cantik, Ada yang Penyengat

Cuaca Buruk, Kapal Cahaya Arafah Tenggelam di Perairan Halmahera Selatan

Mitigasi Ancaman Bahaya Hidrometeorologi Basah

Senat Universitas Negeri Gorontalo Menetapkan 4 Bakal Calon Rektor

Tags

AMSI Samudra Pasifik TNI Angkatan Laut gorontalo BPBD gempabumi Virus Corona Kemenhub Siklon Tropis Basarnas sampah plastik BMKG BNPB KKP Bibit Siklon Tropis Banjir Covid-19 JTWC Jepang LIPI Ditjen Perhubungan Laut BRIN Perubahan Iklim KLHK teluk tomini

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • kategori
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pemilihan
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.