Perburuan Selama 3 Bulan, Jepang Bawa 223 Paus

Jumat (4/10) 1 dari 2 kapal penangkap paus Jepang Nisshin Maru kembali ke pelabuhan asal Shomonoseki, Jepang, setelah perburuan paus secara komersial untuk pertama kalinya dalam 31 tahun. FOTO: KYODO NEWS VIA AP/SEATTLETIMES.COM

PADA Jumat (4/10) kapal penangkap paus utama Jepang Nisshin Maru kembali ke Pelabuhan asal Shomonoseki, Jepang barat saya. Kapal ini 1 dari 2 kapal penangkap paus yang mulai melakukan perburuan komersial 1 Juli lalu.

Seperti diberitakan The Associated Press melalui Seattletimes.com, untuk pertama kali, setelah 31 tahun, Jepang memulai perburuan paus. Kapal Nisshin Maru kembali ke pelabuhan asal Shimonoseki, setelah menangkap 223 paus selama tiga bulan di lepas pantai Jepang.

Dua kapal pendukung Nisshin Maru, Yushin Maru dan No 3 Yushin Maru, juga telah kembali ke pelabuhan asal.

Dari kuota 232 paus yang dialokasikan untuk armada utama, telah ditangkap 187 paus Bryde, 25 sei, dan 11 minke. Kapal ini membawa sekira 1.430 ton daging paus beku.

Jepang memulai perburuan paus komersial, setelah keluar dari International Whaling Commission (IWC, Komisi Penangkapan Paus Internasional).

sejak 1986, IWC melakukan moratorium terhadap perburuan paus.

Jepang kemudian berburu paus dengan “kedok” untuk penelitian ilmiah sambil menjual dagingnya. Para kritikus menganggap penelitian itu palsu, tidak lebih dari penutup untuk perburuan paus komersial.

Tahun lalu, para pemburi paus Jepang telah membunuh sedikitnya 50 paus minke di kawasan perlindungan laut (MPA, Marine Protected Area) Antartika. Lokasi perburuan ini berada di Laut Ross, salah satu kawasan perlindungan laut terbesar di dunia dengan luas 1,55 juta kilo meter persegi.

World Wildlife Fund (WWF) menyampaikan laporan ini saat pembukaan pertemuan tahunan IWC di Brasil. Paus yang diburu ini jenis paus minke antartika (Balaenoptera bonaerensis).

Konservasionis dan IWC menganggap semua spesies paus hidup dalam kondisi yang tidak stabil. Sekalipun jumlahnya tidak dalam bahaya langsung, mereka menghadapi tantangan lingkungan baru.

Paus terancam tidak hanya oleh pemburu, tetapi juga perubahan iklim, polusi dan racun, serta kapal yang dapat menyerang mamalia laut ini.*

Exit mobile version