NELAYAN penangkap gurita bukan hanya didominasi laki-laki. Di Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, perempuan ikut dalam aktivitas penangkapan gurita.
Direktur Jaring Pengelolaan Sumberdaya Alam (Japesda) Gorontalo Sugeng Sutrisno mengatakan, sedikitnya ada lima pengumpul gurita di Torosiaje Serumpun.
Penangkapan gurita yang dilakukan nelayan Torosiaje berlangsung Maret hingga Desember, setiap tahunnya. Lokasi berada di perairan Wonggarasi sampai Moutong, perbatasan Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Antara bulan Desember sampai Februari, tidak dilakukan penangkapan gurita. “Waktu jeda tangkap pada musim barat,” kata Sugeng.
Di Torosiaje diperkirakan terdapat 100 nelayan spesialis penangkap gurita. Dari 100 nelayan ini, ada 30 nelayan perempuan yang terlibat langsung dalam penangkapan gurita. Salah satunya, Mama Imbo (67 tahun).
Penangkapan gurita dilakukan pada pagi hari sampai sore pukul 16.00 Wita. Peralatan yang digunakan antara lain, umpan yang mirip kepiting, yang ditempeli paku-paku tajam.

Hasil tangkapan gurita dalam seminggu rata-rata bisa mencapai 1 ton, dengan harga yang bervariasi.
“Jika dirata-ratakan hasil tangkapan per minggu mencapai 1 ton,” kata Sugeng.
Harga gurita dengan berat 0,5 kilogram per ekor Rp 55.000 per kilo. Gurita dengan berat 1,1 kilogram per ekor harganya Rp 75.000 per kilo.
Komentar tentang post