Darilaut – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Prof Dwikorita Karnawati mengatakan BMKG sudah memberikan peringatan dini potensi terjadinya kondisi ekstrem terkait cuaca akibat adanya beberapa fenomena.
Fenomena iklim global, La Nina akibat adanya anomali suhu air laut di Samudera Pasifik mendingin dibandingkan suhu muka air laut di Indonesia yang makin hangat.
Akibatnya, kata Dwikorita, terjadi perbedaan tekanan udara dan aliran massa udara yang masif ke wilayah Indonesia. Fenomena La Nina akan berdampak pada meningkatnya curah hujan bulanan.
“Diprediksi dari Januari sampai Maret peningkatan curah hujan sebesar 40 – 80 persen atau 300 – 500 milimeter. Lingkungan atau kapasitas daya dukungnya paling rentan akan mengalami banjir atau longsor bahkan banjir bandang. Sehingga dikhawatirkan akan saling susul-menyusul,” kata Dwikorita dalam konferensi pers perkembangan cuaca di musim hujan tahun 2021 dan mitigasi gempa bumi, serta tsunami di Indonesia, Sabtu (23/1).
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan mengatakan 94 persen wilayah Indonesia sudah mengalami musim hujan. Puncak musim hujan di setiap daerah berbeda-beda, puncaknya didominasi di Januari dan Februari.
Hingga saat ini Indonesia sudah memasuki tingkat fenomena La Nina yang lemah, sekitar Maret-April akan menuju pada kondisi netral.
Komentar tentang post