Darilaut – Untuk mengembangkan dan memperkuat kapasitas, serta kapabilitas sumber daya manusia, Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuka pelatihan dengan fokus pada Indeks Kesehatan Mangrove (Mangrove Health Index).
Kegiatan ini terutama bagi mahasiswa, peneliti muda dan dosen dari negara anggota di Indo West Pacific (WESTPAC), AIS Forum dan ASEAN.
Target peserta lainnya adalah universitas dan lembaga penelitian dan negara anggota di kawasan WESTPAC, negara-negara anggota AIS Forum dan ASEAN. Kegiatan ini terbuka bagi pemangku kepentingan di bidang konservasi dan perlindungan lingkungan.
Para peserta akan memperoleh pelatihan di bidang ekosistem mangrove. Selain itu, mempromosikan kolaborasi di antara para ilmuwan di dalam dan di luar wilayah untuk pemantauan mangrove dalam jangka panjang.
Menerapkan metode Indeks Kesehatan Mangrove tentang Protokol regional dan memfasilitasi akses, serta penyebaran informasi terkait ekosistem mangrove. Sehingga tersebar luas hingga dapat diterapkan di wilayah WESTPAC dan sekitarnya.
Melalui UNESCO/IOC Regional Training and Research Center on Marine Biodiversity and Ecosystem Health (MarBEST Center), Indonesia berkomitmen untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Hal ini untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas para peserta di bidang kesehatan ekosistem, khususnya ekosistem mangrove, dengan fokus pada Indeks Kesehatan Mangrove.
LIPI akan menyelenggarakan Regional Training and Research Center MarBEST Mangrove Health Index Training pada November 2020 mendatang, seperti dikutip dari situs web Oseanografi.lipi.go.id.
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI melalui COREMAP-CTI projects melakukan kegiatan ilmiah seperti survei lapangan, sebagai dasar Indeks Kesehatan Mangrove.
Kegiatan ini mengakomodir beberapa parameter penting yang tidak hanya proksi struktur komunitas seperti tutupan kanopi, kerapatan tanaman, diameter, tinggi. Tetapi juga termasuk cakupan limbah plastik dan frekuensi penebangan kayu.
Formula indeks telah disetujui dan divalidasi oleh para pakar dan dengan beberapa simulasi. Untuk itu bukti ilmiah (scientific evidence) pengembangan indeks telah siap diterbitkan dalam jurnal internasional yang ditinjau oleh sejawat (peer-reviewed international journal).*
Komentar tentang post