Jakarta – Saat ini, 30 sampai 40 persen wilayah di Jakarta berada di bawah permukaan laut dan persentase ini terus bertambah.
Menurut peneliti Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) M Fakhrudin, ada beberapa faktor yang mempengaruhi banjir. Yaitu curah hujan, tutupan lahan, dan sistem drainase.
“Sebanyak 30 sampai 40 persen wilayah di Jakarta berada di bawah permukaan air laut, dan persentasenya terus bertambah,” kata Fakhrudin, seperti dilansir Lipi.go.id.
Fakhrudin mengatakan, sistem drainase di Jakarta masih mengandalkan pompa. “Hal ini menyebabkan proporsi jumlah air hujan yang dikonversi langsung menjadi aliran permukaan atau direct run-off akan cenderung terus meningkat,” ujarnya.
Terkait penyebab banjir awal tahun 2020 ini, Fakhrudin menjelaskan hujan memang menjadi faktor utama banjir di hilir. Sementara aliran sungai di hulu meningkatkan besaran dan lamanya banjir. “Hujan ekstrem di hilir merupakan faktor utama terjadinya banjir di Jakarta kali ini, jadi bukan lagi salah kiriman air dari Bogor,” kata Fakhrudin.
Data BMKG, pada 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020, wilayah Jabodetabek mengalami hujan sedang hingga ekstrem. Curah hujan harian tertinggi tercatat di daerah Halim Perdanakusuma dengan jumlah 377 mm/hari, disusul dengan daerah Depok yang mencapai 92 mm/hari.
Komentar tentang post