Jakarta – Untuk pertama kali dalam sejarah, produk perikanan tuna Indonesia saat ini bisa bersertifikat dengan standard internasional. Bahkan skor kepatuhan Indonesia untuk perikanan tuna terus meningkat.
Karena itu, pendaftaran kapal perikanan Indonesia di RFMOs (Regional Fishery Management Organization) agar tangkapan tuna berdaya saing tinggi. Selain itu, hasil tangkapan ini dapat diterima seluruh pasar ekspor dengan tingkat ketertelurusan yang sudah bisa terpantau secara online.
“Kapal-kapal yang telah terdaftar di RFMO umumnya memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi, pendataan melalui eletronik logbook yang datanya jauh lebih valid dan bermanfaat untuk bahan perencanaan pengambilan kebijakan lebih lanjut,” kata Kepala Subdit Sumberdaya Ikan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia dan Laut Lepas, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Trian Yunanda, Kamis (8/8) melalui akun Twitter @Om_trian.
RFMOs menilai kepatuhan pemerintah Indonesia, antara lain, apakah aturan memenuhi standard regional dan internasional. Perbaikan tata kelola perikanan tuna yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, telah menyebabkan nilai kepatuhan Indonesia di IOTC (Indian Ocean Tuna Commission) meningkat, bahkan sejajar dengan Uni Eropa.
Komentar tentang post