Kegiatan ini juga sebagai sarana memahami peluang dan tantangan pengelolaan air tanah secara partisipatif di Indonesia.
Selain itu, kegiatan ini untuk mengevaluasi kesesuaian pendekatan partisipatif MARVI (Managing Aquifer Recharge and Sustaining Groundwater Use Through Village-Level Intervention) berdasarkan diskusi tentang peluang dan tantangan penerapan MARVI di indonesia.
Tujuan lainnya, menentukan pilot plant potensial untuk uji coba dan penerapan pendekatan MARVI di Indonesia, dan mengevaluasi peluang kesetaraan gender dan inklusi sosial (GEDS) dalam konteks pengelolaan air tanah secara partisipatif.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Indonesia untuk Program Hidrologi Internasional UNESCO (IHP) Budi Heru Santosa menekankan pentingnya melakukan persiapan pembangunan instalasi percontohan MARVI di Indonesia.
Budi berharap kolaborasi antara IHP Indonesia, BRIN, Western Sydney University, dan berbagai pemangku kepentingan dapat dilanjutkan.
“Semoga Upaya kita ini akan menghasilkan hal-hal besar. Kita semua ingin pilot plant MARVI dapat diwujudkan di Indonesia. Keberhasilan pilot plant MARVI akan menjadi model bagi penerapan di tempat lain,” ujar Budi.
Pilot plant, kata Budi, akan menjadi sebuah etalase kolaborasi peneliti, akademisi, pemerintah, dunia usaha, dan Masyarakat.