Darilaut – Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah melakukan pemantauan kawasan mangrove di lebih dari 40 lokasi di Indonesia.
Monitoring hutan mangrove ini melalui program Coral Reef Rehabilitation and Management Program – Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI).
Hasil penelitian ini telah menghasilkan ribuan kumpulan data struktur komunitas mangrove dari berbagai habitat. Kemudian digunakan untuk mengembangkan perangkat pemantauan, yakni Monitoring Mangrove (MONMANG) dan menyusun buku indeks kesehatan mangrove, MHI atau Mangrove Health Index.
Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, I Wayan Eka Dharmawan, mengatakan MONMANG adalah Salah satu produk inovasi riset bidang kelautan.
“MONMANG adalah aplikasi berbasis Android pada ponsel pintar untuk melakukan input data dan analisis langsung dari situs lapangan saat melakukan monitoring,” kata Wayan, Kamis (29/7), mengutip dari Oseanografi.lipi.go.id.
Untuk itu, aplikasi ini menyediakan parameter struktur komunitas seperti kepadatan, ukuran morfologi, frekuensi dan dominasi.
Fitur dari MONMANG berikutnya, kata Wayan, akan memberikan informasi dari kesehatan mangrove sehingga dapat dimanfaatkan oleh para peneliti dan citizen scientists dalam melakukan monitoring kesehatan ekosistem mangrove.
Saat ini, perkembangan aplikasi MONMANG telah didownload oleh 500 pengguna android. Ke depan akan dibuat sebuah fitur yang dapat mengidentifikasi mangrove secara otomatis dengan menggunakan kamera dari smartphone.
Jadi, menurut Wayan, pengguna hanya perlu mengambil foto dari mangrove dan bisa langsung diketahui jenis serta fungsinya sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Wayan mengatakan Indonesia memiliki potensi yang sangat luas terkait ekosistem mangrove di mana hutan mangrove Indonesia merupakan yang terluas di dunia.
Hutan mengrove merupakan habitat bagi kepiting bakau, serta berbagai jenis hewan dan yang utama mangrove dapat melindungi masyarakat pesisir dari abrasi pantai dan menjaga kualitas air tawar, serta menurunkan dampak dari tsunami.
Tidak hanya itu, kata Wayan, jenis mangrove tertentu ternyata dapat dikonsumsi sebagai alternatif bahan pangan. Tetapi semua manfaat ini tentunya dapat diperoleh jika mangrove berada dalam kondisi yang sehat.
Komentar tentang post