Darilaut – Meski sudah memasuki bulan Agustus, ratusan nelayan penangkap ikan tuna jenis madidihang di Kelurahan Tanjung Kramat, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, belum melaut.
Nelayan ini belum menangkap ikan tuna di Teluk Tomini karena biaya operasional cukup tinggi.
“Kami belum mau berspekulasi untuk menangkap ikan tuna, biaya operasional cukup tinggi 1,5 juta rupiah,” kata nelayan penangkap ikan tuna di Tanjung Kramat Opan Yakob, Kamis (19/8).
Biasanya setiap kali melaut Opan dan nelayan lainnya selalu mendapatkan hasil tangkapan ikan tuna di Teluk Tomini. Namun, dalam setahun terakhir, ikan tuna sangat sulit didapat di Teluk Tomini.
“Sejak April 2020 sampai saat ini belum melaut,” ujar Opan.
Di Tanjung Keramat terdapat sedikitnya 700 nelayan penangkap ikan tuna sirip kuning atau biasa disebut bukurasi. Lebih dari 500 nelayan penangkap tuna madidihang tidak melaut.
Sementara di Ololalo, sejumlah nelayan tetap ada yang melaut untuk menangkap tuna. Nelayan di Ololalo menangkap tuna dengan alat bantu layang-layang.
Setahun terakhir hasil tangkapan ikan tuna jenis madidihang atau yellowfin tuna, makin menurun di perairan Teluk Tomini.
“Tangkapan ikan tuna di Teluk Tomini menurun, kami sudah ke Pangkalaseang dan Pulau Mangoli,” kata pengurus kapal penangkap ikan tuna di Gorontalo Feri Ishak, Jumat (13/8).
Komentar tentang post