Darilaut – ReCAAP ISC prihatin dengan terjadinya insiden perampokan laut di Selat Singapura, khususnya peningkatan peristiwa di lepas pantai Nongsa Point, Pulau Batam.
“Karena pelaku tidak tertangkap, ada kemungkinan insiden akan terus berlanjut di Selat Singapura,” mengutip ReCAAP ISC dalam laporan “Incident Alert Sea Robbery Incidents in the Singapore Strait” Rabu (2/3).
ReCAAP ISC (Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery against Ships in Asia – Information Sharing Centre) mencatat sejak Januari hingga awal Maret ini, telah terjadi 16 insiden perampokan laut di Selat Singapura.
Menurut ReCAAP ISC, 12 insiden terjadi di jalur timur Traffic Separation Scheme (TSS), dua insiden di area pencegahan, satu insiden di jalur barat dan satu insiden di luar TSS.
Semua insiden memiliki tingkat keparahan yang rendah. Tidak ada laporan dari kru atau awak kapal yang diancam atau dilukai. Barang yang dicuri antara lain, suku cadang mesin, besi tua, dan barang lainnya.
ReCAAP ISC mendesak negara-negara pesisir untuk meningkatkan patroli dan penegakan hukum di laut teritorial/ perairan kepulauan masing-masing. Selain itu memajukan kerja sama dan koordinasi di antara negara-negara pesisir dalam patroli serta berbagi informasi tentang insiden dan kelompok kriminal yang terlibat untuk menangkap pelaku.
Komentar tentang post