Darilaut – Untuk mendukung riset dan inovasi kelautan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki program Fasilitasi Hari Layar.
Program ini dapat memanfaatkan fasilitas BRIN guna melakukan akuisisi data dan koleksi spesimen yang memerlukan penunjang kapal riset.
Fasilitrasi Hari Layar terbuka dan inklusif untuk para periset dari BRIN maupun di luar BRIN, seperti dosen dan mahasiswa.
Pelaksana Tugas Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN, Nugroho Dwi Hananto, mengatakan, selama ini riset terkait kelautan Indonesia masih sangat kurang karena keterbatasan waktu berlayar dan akses fasilitas kapal riset, serta belum adanya kolaborasi antar periset.
Menurut Nugroho skema pendanaan dan kolaborasi periset melalui Fasilitasi Hari Layar dapat memberikan terobosan riset kelautan, khususnya di Indonesia.
“Dulu kami (periset) hanya mendapatkan kesempatan berlayar selama 15 hari dari Jakarta ke Teluk Tomini, Sulawesi. Kemudian baru bisa berlayar lagi tahun depan selama 20 hari ke wilayah lainnya,” kata Nugroho saat webinar Fasilitasi Hari Layar, secara daring, Rabu (22/12).
Dengan skema pendanaan Fasilitasi Hari Layar ini dapat memberikan kesempatan yang sama bagi semua periset, baik dari segi waktu maupun akses fasilitas kapal riset, dengan berkolaborasi antar periset.
Nugroho mengatakan BRIN memiliki armada Kapal Riset (KR) Baruna Jaya untuk mendukung riset samudra bagi periset Indonesia dan periset asing yang bekerja sama dengan periset Indonesia.
Direncanakan armada KR Baruna Jaya I, III dan, VIII akan berlayar sebanyak 300 hari layar pada tahun 2022.
KR Baruna Jaya I dan III telah dilengkapi dengan peralatan Multibeam Ecosounder, yang dapat mencapai kedalaman hingga 10 ribu meter untuk KR I dan 8 ribu meter untuk KR 3.
Para periset dapat memetakan seluruh lautan di Indonesia untuk melihat struktur-struktur spesifik, seperti gunung api, sumber gempa, sumber tsunami di bawah laut, palung, dan sebagainya.
“Dengan kita petakan, kita bisa melihat apakah ada keanekaragaman hayati di ekosistem ekstrim laut dalam,” katanya.
Selain itu, armada kapal riset dilengkapi dengan peralatan portable, seperti isaac klein midwater trawl, plankton net, sedimen grab, sedimen core, rock dredge, dan box core. Dengan peralatan ini, para periset dapat melakukan riset geosains kelautan.
Menurut Nugroho di Indonesia terdapat 295 patahan aktif, namun hanya sedikit yang bisa dipetakan. Apalagi untuk patahan di laut, masih sedikit yang berhasil dipetakan.
Melalui Fasilitasi Hari Layar diharapkan dapat memetakan dengan peralatan yang dimiliki.
Fasilitasi Kapal Riset, menurut Nugroho, terbuka untuk kalangan perguruan tinggi. Saat ini, terdapat lebih dari 80 fakultas ilmu kelautan dan ilmu kebumian di Indonesia, sehingga kolaborasi dengan perguruan tinggi sangat diperlukan untuk memanfaatkan armada kapal riset.
Dengan kegiatan ini, diharapkan riset dan inovasi kelautan dapat menghasilkan publikasi secara nasional dan internasional.
“Indonesia sampai saat ini belum menyerahkan Global Ocean Science Report. Mari kita gunakan Hari Layar ini untuk mengumpulkan data dan informasi yang dapat kita sampaikan kepada The Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO (IOC-UNESCO), untuk mendukung United Nation Decade of Ocean Science for Sustainable development,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi, Hotmatua Daulay, mengatakan, tujuan dari pendanaan Fasilitasi Hari Layar ini untuk akuisisi data dan spesimen koleksi kelautan menggunakan kapal riset BRIN.
Program ini dapat menghasilkan temuan ilmiah signifikan dalam mengungkap keanekaragaman hayati dan non-hayati dalam skala makro, mikro, dan molekuler dan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Seperti melakukan riset pesisir, lautan, dan samudera oleh para periset dan mitranya dalam bidang pemetaan dan geosains kelautan, oseanografi dan sains atmosfer, biologi laut dan perikanan.
Untuk memperoleh pendanaan dari kegiatan Fasilitas Hari Layar, para periset dapat mengusulkan proposal, baik secara individu maupun tim, melalui laman https://pendanaan-risnov.brin.go.id/.
Selain Fasilitasi Hari Layar, BRIN juga membuka pendanaan Ekspedisi dan Eksplorasi, Pengujian Produk Inovasi Kesehatan, Pembentukan Pusat Kolaborasi Riset di Perguruan Tinggi atau Industri, Prioritas Riset Nasional dan Covid-19, Pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset, dan Akuisisi Pengetahuan Lokal.
Komentar tentang post