Jakarta – Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, riset kelautan di Indonesia membutuhkan big science.
Dengan luas wilayah lautan mencapai hampir delapan juta kilometer persegi, Indonesia mempunyai potensi kekayaan laut yang besar. Namun potensi pemanfaatannya sampai sekarang masih belum optimal.
Problemnya, kata Handoko, ada di critical mass yang rendah untuk melakukan riset pemanfaatan potensi laut, baik dari anggaran, infrastruktur, maupun sumber daya manusia peneliti. Karena wilayah Indonesia sangat luas, tiga komponen ini jumlahnya sedikit dan tersebar.
“Riset kelautan membutuhkan big science. Dengan big science kita bisa mengintegrasikan gerbong penelitian-penelitian kecil yang lain, tetapi dengan standar yang tinggi,” ujar Handoko, di Jakarta Kamis (15/8).
Dengan big science secara otomatis akan mengumpulkan komponen-komponen penunjang kegiatan penelitian, serta aktor-aktor yang terlibat. Sehingga dapat menjawab tantangan kebutuhan akan hasil riset secara riil.
“Inilah yang sebenarnya menjadi semangat utama dari Konsorsium Riset Samudera,” katanya.
Konsorsium ini beranggotakan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Kemudian, LIPI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika, Badan Informasi Geospasial, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Pushidros TNI Angkatan Laut dan perguruan tinggi.
Komentar tentang post