Studi yang dilakukan oleh World Weather Attribution, sebuah kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, menemukan bahwa gelombang panas yang membakar pada bulan April yang melanda sebagian Asia Selatan setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.
“Rencana untuk menghadapi gelombang panas sangat penting untuk meminimalkan efeknya dan melestarikan kehidupan. Rencana ini mencakup pendekatan menyeluruh untuk menghadapi kejadian panas tinggi, seperti kampanye kesadaran publik, penyediaan pusat pendingin, dan bantuan kesehatan,” kata Aditya Valiathan Pillai dari Center untuk Riset Kebijakan yang berbasis di New Delhi.
Sumber: The Associated Press (apnews.com)
Komentar tentang post