Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan, banyak keuntungan yang dimiliki perempuan untuk dapat mengambil bagian dalam berbagai sektor, baik bisnis, pemerintahan, kesehatan, pendidikan, maupun pekerjaan sosial.
Hal ini dikatakan Menteri Susi sebagai salah satu pembicara dalam talkshow yang diselenggarakan di Auditorium Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) Komisi Penyelenggaraan Korupsi (KPK), Jumat (26/4). KPK menyelenggarakan talkshow bertajuk “Perempuan Bisa Apa dalam Mencegah Korupsi? Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan”, dalam peringatan Hari Kartini.
Nara sumber lainnya, seperti Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri (HLN) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Yenny Wahid, Ahli Pembangunan Integritas PT Johnson Indonesia Yuliasari, Sekretariat Pengurus Pusat Skeretariat Pengurus Pusat Aisyiyah (gerakan sayap perempuan Muhammadiyah) Rohimi dan agen SPAK Jogjakarta Tuti Kurniawati.
Menurut Susi, sedikitnya ada tiga hal yang membuat perempuan unggul dalam melakukan berbagai hal.
Pertama, secara alamiah perempuan memliki kepedulian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Secara alamiah, perempuan lebih peduli. Kepedulian ini membuat perempuan lebih peka terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya.
Kedua, perempuan memiliki kewaspadaan yang lebih tinggi. Dengan demikian, perempuan menjadi lebih berhati-hati dalam melangkah sehingga menjauhkan mereka dari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan norma masyarakat seperti korupsi.
“Perempuan sangat berhati-hati dalam melangkah, dalam melakukan sesuatu, dan dalam situasi-situasi yang membutuhkan bahwa semua itu harus sesuai tatanan aturan. Tipikal perempuan biasanya seperti itu,” katanya.
Ketiga, perempuan memiliki peran yang penting dalam keluarga. Sebagai ibu yang memiliki peran untuk mendidik anak, perempuan bisa menanamkan nilai-nilai moral yang baik untuk membesarkan generasi mendatang yang berkualitas.
Dalam keluarga, perempuan punya lebih banyak kesempatan untuk mendidik, untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak kita karena secara alamiah, memang anak-anak lebih dekat kepada ibu.
Susi mengatakan, berbagai keunggulan yang dimiliki perempuan tersebut turut diperkuat dengan hasil survei yang dikeluarkan oleh World Bank. Survei yang dilakukan di 150 negara tersebut menyatakan bahwa perempuan cenderung lebih amanah dibandingkan dengan pria.
Dalam riset World Bank di 150 negara, perempuan lebih bisa dipercaya dari laki-laki. “Tidak menutup mata bahwa yang terkena kasus korupsi juga ada oknum-oknum perempuan. Tetapi jumlahnya, persentasenya tetap lebih kecil dibanding yang laki-laki,” ujar Susi.
Menurut Susi, hal itu turut tercermin dalam kemampuan manajemen keuangan para keluarga nelayan di berbagai daerah. Berbagi pengalamannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan selama 4,5 tahun terakhir, para istri nelayan memiliki kemampuan dalam mengatur anggaran rumah tangga. Hal itu tercermin dari perbandingan hidup keluarga nelayan di Pantai Selatan dan Pantura.
“Saya melihat juga ibu-ibu itu punya kemampuan bisa menahan excessive spending (pengeluaran berlebihan). Saya lihat ibu-ibu nelayan di Pantai Selatan, Pangandaran, Tasik, Pameunpeuk itu ibu-ibunya lebih memegang kendali keuangan. Masyarakat nelayannya hidupnya lebih bagus karena saat suami pulang, dia pegang ikannya, dia bawa ke pasar jual, uangnya yang pegang perempuan. Rumahnya bagus, pendidikan anak-anaknya bagus,” katanya.
Menurut Susi, efisiensi manajamen keuangan juga diterapkan dalam kepemimpinannya di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hal itu ia lakukan melalui kebijakan ‘Susinisasi’ yaitu penghematan anggaran lewat penyederhanaan nomenklatur anggaran dengan memangkas hal-hal yang dirasa tak terlalu krusial.
Selain itu, perempuan memiliki keunggulan negosiasi dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam karir. Hal itu ia rasakan dalam pengalamannya bernegosiasi dengan para pejabat pemerintahan yang umumnya adalah pria, yang identik dengan sifat yang keras.
“Saya pikir, saya sebagai Menteri Kelautan tidak akan semudah ini bekerja sama dengan bapak-bapak kalau saya tidak perempuan. Karena mungkin akan sulit kalau ada hambatan apa gitu kan. Tapi karena saya perempuan, hambatan itu tidak ada, semua mendukung jadi gampang kerja. Jadi ya saya pikir itu juga keunggulan sebagai wanita,” ujarnya.
Susi mendorong agar para perempuan menggunakan berbagai kelebihan yang dimilikinya tersebut sambil mengurangi sifat kesungkanan dalam budaya timur yang seringkali menghantui para perempuan di Indonesia.
Turut hadir dalam acara ini, Basaria Panjaitan dan Laode Syarif, Wakil Ketua KPK, sekaligus salah satu pendiri sayap organisasi KPK, Sayap Perempuan Anti Korupsi (SPAK).*
Komentar tentang post