Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, dunia mengakui Satuan Tugas Pemberantas Penangkapan Ikan secara Ilegal (Satgas 115) merupakan salah satu task force yang ditakuti.
“Pak Taufieq (Laksamana Madya TNI Ahmad Taufieqqurahman) salah satu yang mengawal Satgas hingga saat ini bekerja dengan baik,” kata Susi, saat menyaksikan upacara serah terima jabatan Ketua Pelaksana Harian Satgas 115 dari Laksamana Madya Ahmad Taufieqqurahman kepada Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito.
Wuspo Lukito sebelumnya sebagai Wakil Kepala Staf TNI AL, sementara Ahmad Taufieqqurahman kini menjabat sebagai Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla). Serah terima berlangsung di Auditorium Tuna, Gedung Mina Bahari IV, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Rabu (21/11).
Menurut Susi, dalam empat tahun terakhir, kinerja Satgas 115 dinilai telah membuahkan hasil yang baik. Mulai dari penangakapan kapal illegal fishing, hingga menguak kejahatan lainnya, seperti penyelundupan narkotika hingga human traficking.
Dari bukti yang kita dapat selama empat tahun ini, kait mengait dengan narkoba, dengan perdagangan manusia, perbudakan, pencucian uang, pencucian ikan, juga barang-barang atau binatang langka yang dilindungi oleh CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).
“Ternyata kejahatan ikan bukan tentang ikan dicuri saja, ternyata juga tentang penyelundupan,” ujar Susi.
Susi mengingatkan, KKP memiliki cakupan pekerjaan yang terdiri dari dua wilayah, yakni kelautan dan perikanan. Pengelolaan yang dilakukan KKP saat ini masih terpusat pada sektor perikanan saja.
Karena itu, Susi menginginkan agar ke depan, KKP maupun Satgas 115 tidak hanya fokus ke sektor perikanan, tapi juga kelautan.
“Saya berharap, awal tahun 2019 kita bisa meng-excersice kelautan kita. Saya berharap, tambang ilegal, minyak ilegal, timah ilegal, dan lain-lain yang ilegal di laut segera kita tertibkan,” kata Susi.
Hal ini akan mengembalikan surplus dari nilai ekonomi Indonesia yang tadinya selalu di bawah.
Susi mengatakan, ada pekerjaan yang belum terselesaikan secara tuntas, yakni kegiatan penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing), pengeboman dan lain-lain. “Saya berharap kita bahu membahu, prestasi kita tiap tahun, bisa lebih banyak lagi,” ujarnya.*
Komentar tentang post