Jakarta – Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Sjarief Widjaja mengatakan, industri 4.0 menuntut adanya peningkatan efektivitas dan produktivitas, serta otomatisasi di setiap tahap produksi industri termasuk industri kelautan dan perikanan. Indonesia sebagai negara maritim dengan biodiversity di sektor kelautan mungkin yang terbesar di dunia, tentu saja ini tidak boleh hanya bicara potensi.
“Di tengah arus Industri 4.0, industri kelautan dan perikanan harus beradaptasi dan mengadopsi teknologi terkini baik itu di bidang perikanan tangkap, akuakultur, dan pasca panen,” kata Sjarief dalam Seminar Nasional Hasil Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Selasa (3/12).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) yang merupakan satuan kerja BRSDM.
Seminar tersebut sebagai sarana saling tukar informasi mengenai inovasi-inovasi hasil penelitian maupun isu-isu strategis di bidang pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan dalam menyongsong era industri 4.0.
Menurut Sjarif, melalui wadah ini, diharapkan dapat menghasilkan solusi, baik berupa rekomendasi kebijakan yang menguntungkan semua pihak, maupun teknologi-teknologi yang dapat diaplikasikan oleh pengolah atau industri. Pertemuan ini juga membuka peluang para peneliti dan akademisi untuk menghasilkan inovasi-inovasi lanjutan serta meningkatkan kerjasama di bidang pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan.
Komentar tentang post