Darilaut – Laporan terbaru UNESCO menunjukkan sebagian besar jurnalis lingkungan di berbagai negara mengalami serangan dan ancaman. Dari 900 jurnalis lingkungan di 129 negara, 70% melaporkan mengalami serangan, ancaman, atau tekanan yang berhubungan dengan pemberitaan.
Laporan UNESCO pada Hari Kebebasan Pers Sedunia, 3 Mei, memperingatkan akan peningkatan kekerasan dan intimidasi terhadap jurnalis yang melaporkan tentang isu lingkungan dan iklim.
Setidaknya 749 jurnalis atau media berita yang meliput isu-isu lingkungan hidup mendapat serangan dalam 15 tahun terakhir, dan disinformasi online telah meningkat secara dramatis pada periode ini.
UNESCO menyerukan dukungan yang lebih kuat bagi jurnalis lingkungan dan tata kelola platform digital yang lebih baik.
“Tanpa informasi ilmiah yang dapat diandalkan mengenai krisis lingkungan yang sedang berlangsung, kita tidak akan pernah bisa mengatasi isu ini. Namun, jurnalis yang kami andalkan untuk menyelidiki permasalahan ini dan memastikan informasi dapat diakses, justru menghadapi risiko yang sangat tinggi di seluruh Dunia,” kata Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay.
“Disinformasi terkait iklim merajalela di media sosial. Pada Hari Kebebasan Pers Dunia, kita harus menegaskan kembali komitmen untuk membela kebebasan berekspresi dan melindungi jurnalis di seluruh Dunia.”