Jakarta – Tiga daerah di Indonesia sudah mempraktikkan aplikasi Nelayan Nusantara. Tiga daerah tersebut masing-masing Sebatik di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, Paguyaman Pantai di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dan Natuna di Kepulauan Riau.
Business Planning & Development Chief PT Zetta Media Inspira (Zetmi), Syarif Maulana mengatakan, tingkat keberhasilan penerapan aplikasi ini 40 sampai 80 persen.
Di Sebatik penggguna aplikasi Nelayan Nusantara hingga saat ini 80 persen. “Di Paguyaman Pantai hanya 40 persen,” kata Syarif, Senin (8/7).
Alat ini tidak bisa digunakan secara maksimal di Paguyaman Pantai karena terkendala jaringan di darat dan laut.
Aplikasi Nelayan Nusantara sebagai komitmen Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk mendukung pengembangan sektor perikanan. BAKTI menggandeng PT Zetmi sebagai pembuat aplikasi Nelayan Nusantara.

Aplikasi digital Nelayan Nusantara ini untuk mendukung kegiatan perikanan bagi nelayan kecil dengan kapal dibawah 10 Gros Ton (GT).
Menurut Syarif, di Sebatik, pengguna alat ini tersebar di 20 kelompok nelayan. Di Paguyaman Pantai, Boalemo, pengguna aplikasi ini tersebar di Bubaa 15 orang, Limbatihu 2 orang, Bangga 2 orang dan Olibu 1 orang.
Syarif mengatakan, di Kepulauan Natuna, pengguna aplikasi ini masing-masing 4 nelayan Champion di sekitar Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna, nelayan Ranai 2 orang, pulau Midai 1 orang dan Pulau Tiga 1 orang.
Kriteria tiga daerah ini adalah 3T, terdepan, terluar dan tertinggal. Sejak akhir 2018 aplikasi Nelayan Nusantara versi 1 sudah dipraktikkan di Sebatik, Paguyaman Pantai dan Natuna.
Aplikasi Nelayan Nusantara menampilkan antara lain zona tangkapan ikan dan informasi kondisi cuaca seperti gelombang dan kecepatan angin. Kemudian, menghindari kecelakaan di laut, foto dan hasil tangkapan, serta informasi harga ikan bagi nelayan kecil dan masyarakat luas.*
Komentar tentang post