Sejarah Gempa Majene

BMKG

Darilaut – Berdasarkan catatan historis yang dihimpun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa atau episenter gempabumi Majene sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu gelombang tsunami pada 23 Februari 1969.

Kejadian saat itu, gempa berkekuatan magnitudo 6,9 dan pusat gempabumi berada pada kedalaman 13 kilometer.

Gempabumi ini menyebabkan sedikitnya 64 orang meninggal dunia, 97 orang luka-luka dan 1.287 rumah, serta rumah ibadah mengalami kerusakan.

Selain itu, dermaga pelabuhan pecah. Muncul gelombang tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pellatorang dan 1,5 meter di Parasanga dan Palili.

Selanjutnya, sejarah juga mencatat rentetan peristiwa gempabumi yang mengguncang sekitar wilayah Majene. Masing-masing Gempabumi Polewali Mandar pada 11 April 1967 yang tercatat menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 warga meninggal dunia.

Berikutnya 8 Januari 1984 gempabumi dengan kekuatan magnitudo 6,7 mengguncang wilayah Mamuju dan mengakibatkan rumah-rumah mengalami kerusakan.

Awal tahun 2021 ini gempabumi foreshock atau pembuka dilaporkan terjadi pada Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB. Gempa ini dengan Magnitudo 5,9 pada episenter 2,99 LS dan 118,89 BT. Gempa berada di darat pada jarak 4 kilometer (km) arah Barat Laut Majene, di kedalaman 10 km.

Selanjutnya gempa yang kedua atau mainshock terjadi pada Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB dini hari dengan magnitudo 6,2 pada episenter 2,98 LS dan 118,94 BT. Gempa berada di darat pada jarak 6 km arah Timur Laut Majene, di kedalaman 10 km.

Exit mobile version