PADA 5 dan 6 Juli 2011, sejumlah pemimpin redaksi dan editor se-Sulawesi berkumpul di Hotel Clarion, Makassar.
Kegiatan tersebut diinisiasi oleh WWF-Indonesia bekerjasama dengan eLSIM (Lembaga Survei dan Informasi Media) dan didukung The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ). Tujuan kegiatan ini untuk membangun peran media massa dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan,
Kepala Pemberitaan RRI Gorontalo Abdul Haris Talamati yang mengikuti kegiatan tersebut menuliskan catatan dengan judul “Ironi Berita Lingkungan Hidup, Sebuah Catatan Dari Editor Rountable In Sulawesi”.
Sejumlah LSM yang concern terhadap permasalahan lingkungan mengeluhkan media massa yang sangat tidak peduli dengan persoalan lingkungan, kalaupun ada hanyalah peristiwa, tidak diperkaya causalitas antar fakta dan tanpa presfektif.
Dalam diskusi, saat itu, sejumlah perwakilan NGO (Non Governmnet Organization/lembaga swadaya masyarakat) yang menghadiri acara ini menyampaikan tentang sedikitnya ruang pemberitaan mengenai permasalahan lingkungan yang ada di Sulawesi. Konten isu lingkungan yang diangkat media massa tidak rutin dan terkesan kurang mendalam.
Menurut Haris, relatif banyak media massa yang peduli terhadap persoalan lingkungan. Ada yang konsisten dan ada yang menyerah, secara perlahan mengurangi porsi ruang waktu untuk persoalan lingkungan hidup. Alasan pengurangan ruang dan waktu juga ironis.
Komentar tentang post