KEINGINAN nelayan untuk mengoperasikan rumpon portable terus berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia.
“Nelayan yang tertarik dan sudah menghubungi untuk memesan di tahun 2019 dari Aceh, Anambas, Lampung, Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Wakatobi dan Papua,” kata Dr Roza Yusfiandayani kepada Darilaut.id, Selasa (6/11).
Menurut Roza, saat ini, rumpon portable telah dipakai nelayan di Pelabuhanratu. Rumpon portable dapat dimanfaatkan dibidang industri perikanan skala kecil, menengah dan besar.
Rumpon portable ini juga dapat digunakan untuk keperluan sport fishing. Dengan rumpon portable, akan memudahkan penggemar sport fishing mengumpulkan ikan di titik tertentu. Hal ini karena didukung dengan bentuk rumpon portable yang ringkas dan dapat berpindah lokasi.
Banyak inovasi yang dapat dikembangkan dengan adanya rumpon portable di masa akan datang. Seperti integrasi pemanfaatan rumpon portable sebagai alat pengumpul ikan dengan budidaya keramba jaring apung (KJA).

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof M Nasir berharap rumpon portable ini penggunaannya harus disosialisasikan secara luas ke masyarakat khususnya nelayan. Selain itu, rumpon portable dapat diterapkan untuk penangkapan ikan, seperti di perairan Maluku.
Dalam ajang Inovasi Inovator Indonesia Expo (I3E) 2018, rumpon portable, terpilih sebagai 10 karya unggulan yang diumumkan langsung oleh Menristekdikti. Kegiatan ini berlangsung Yogyakarta pada akhir Oktober lalu.
Rumpon portable ini buatan tim peneliti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB). Tim terdiri dari Dr Roza, Prof Dr Mulyono S Baskoro dan Prof Dr Indra Jaya. Rumpon portable dinobatkan sebagai salah satu dari 10 karya unggulan yang terpilih dari 261 inovasi Indonesia.
Penelitian rumpon portable telah dilakukan sejak tahun 2013. Inovasi ini telah mendapatkan hak paten dari Business Innovation Center (BIC) pada 2018.
Tahun 2018, rumpon portable juga terpilih menjadi salah satu inovasi Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) yang didanai oleh Kemenristekdikti.
Rumpon portable ini, pengembangan dari rumpon konvensional yang menggunakan frekuensi suara, lampu, dan tali rafia sebagai atraktor sehingga mudah dikemas serta mudah dioperasikan.
Hasil uji coba yang telah dilakukan menunjukkan bahwa rumpon portable dapat menangkap ikan madidihang, cakalang, tongkol, selar, layang dan cumi.
Rumpon portable ini dapat diterapkan di berbagai wilayah perairan yang memiliki variasi musim yang berbeda.
Biaya pembuatan rumpon konvensional berkisar Rp 25 juta – 30 juta. Harga rumpon portable ini Rp 10 juta. Biaya 10 Juta tersebut belum termasuk ongkos pengiriman ke daerah.*
Komentar tentang post