Dari data yang diperoleh Tim Pusdalops BNPB, warga Desa Nanga Embaloh yang terdampak ada sebanyak 372 KK dan sedikitnya 300 unit rumah terendam banjir dengan tinggi muka air 100 sentimeter.
Selain itu, sarana dan prasarana umum yang masih terdampak meliputi; 3 bangunan sekolah (SD, SMP, SMA), 1 Puskesmas, 1 Kantor Korem, 1 Masjid, 1 Gereja, 1 Posyandu, Kantor Desa Nanga Embaloh dan Kantor Camat Embaloh Hilir.
Selanjutnya, Tim Pusdalops BNPB akan terus mendampingi BPBD Kabupaten Kapuas Hulu dalam merancang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) dan membantu Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu termasuk penerbitan SK Tanggap Darurat Bencana, terhitung 13-27 September 2020.
Kebutuhan yang mendesak yaitu kebutuhan dasar sandang dan pangan serta yang segala sesuatu guna mendukung kegiatan kelancaran untuk posko darurat. Air bersih dari PDAM di Ibu Kota Kapuas Hulu masih dalam perbaikan, sedangkan kondisi di Ibu Kota Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu mulai berangsur pulih.
Status Tanggap Darurat
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari setelah wilayahnya diterjang banjir. Status tersebut berlangsung sejak 14 hingga 27 September 2020.
Menyikapi kondisi warga terdampak pada Sabtu (19/9), pemerintah daerah (pemda) setempat telah melakukan kaji cepat di lapangan. Selama tujuh hari ke depan, beberapa kebutuhan yang diperlukan warga terdampak mencakup kebutuhan dasar, khususnya pangan.
Komentar tentang post