Darilaut – Sudah tiga minggu sejak gempa dahsyat magnitudo 7,8 pada Senin 6 Februari melanda Turki selatan dekat perbatasan Suriah.
Jumlah korban tewas telah melewati 50.000 orang. Gempa berkekuatan 7,8 diikuti lebih banyak guncangan. Jumlah kematian di Turki mencapai 44.374, sedangkan di Suriah bertambah menjadi 5.914.
Fokus saat ini adalah pentingnya perawatan psikologis bagi banyak penyintas yang kehilangan tempat tinggal.
Mengutip Nippon Hoso Kyokai (NHK) Pemerintah Turki mengatakan lebih dari 1,91 juta orang saat ini tinggal di tenda atau tempat penampungan sementara lainnya.
Perawatan psikologis telah diberikan kepada para penyintas dan lainnya di lebih dari 910.000 kasus.
Dana anak-anak PBB,atau UNICEF, menggarisbawahi kebutuhan untuk menawarkan perawatan mental bagi anak-anak yang terkena dampak gempa, karena dapat mengalami depresi dan gangguan stres pasca-trauma.
Dengan latar belakang ini, sebuah pertunjukan boneka berdasarkan cerita rakyat Turki diadakan pada hari Minggu untuk sekitar 50 anak di provinsi selatan Gaziantep.
Seorang penonton berusia 13 tahun mengatakan semua orang terkejut setelah gempa. Anak ini juga takut akan gempa susulan. Namun, katanya, drama itu sangat menyenangkan.
Dalang pertunjukan mencatat bahwa beberapa anak terlantar cenderung berteriak atau berubah menjadi kasar secara tiba-tiba, sebagai tanda-tanda tekanan psikologis yang mereka alami.
Komentar tentang post