Pusat Meteorologi Nasional sudah berusaha menjalankan fungsinya, namun kemampuannya terbatas. Seluruh rantai manajemen dan tata kelola bencana terganggu.
Prof. Taalas mengatakan tragedi ini menyoroti filosofi di balik inisiatif Peringatan Dini untuk Semua untuk meningkatkan akurasi dan ketersediaan prakiraan berbasis dampak, dan untuk memastikan bahwa prakiraan tersebut menjangkau semua orang dan mengarah pada tindakan.
“WMO menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Libya. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra untuk memastikan Peringatan Dini Untuk Semua,” kata Prof. Taalas.
Pusat Meteorologi Nasional Libya mengeluarkan peringatan dini atas peristiwa cuaca ekstrem ini 72 jam sebelum terjadinya bencana dahsyat tersebut, memberi tahu semua otoritas pemerintah melalui email dan melalui media untuk mendesak mereka agar lebih berhati-hati.
Selain itu, mendesak mereka untuk mengambil tindakan pencegahan. Keadaan Darurat diumumkan di wilayah timur berdasarkan peringatan ini.
Pusat Meteorologi Nasional Libya mengatakan bahwa Badai Daniel mencapai puncaknya di timur laut Libya pada 10 September, dengan kecepatan angin kencang 70 – 80 km/jam.
Ini menyebabkan gangguan komunikasi, tumbangnya tiang listrik dan pepohonan.
=
Hujan deras antara 150 – 240 mm menyebabkan banjir bandang di beberapa kota, termasuk Al-Bayda, yang mencatat curah hujan harian tertinggi sebesar 414,1 mm (dari 10 Sep pukul 08.00 hingga 11 Sep pukul 08.00).