Selasa, Desember 5, 2023
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita

Suhu Maksimum di Indonesia Bukan Gelombang Panas

redaksi
26 April 2023
Kategori : Berita
0
Gelombang Panas Menimpa Thailand

Ilustrasi sinar matahari langsung. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini bukan karena gelombang panas. Suhu maksimum harian ini sudah mulai turun.

Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia akibat adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, dalam siaran pers Selasa (25/4).

Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Sedangkan secara indikator statistik suhu kejadian, menurut Dwikorita, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2°C melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari. Tepatnya pada tanggal 17 April 2023.

Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°C di beberapa lokasi.

Variasi suhu maksimum 34°C – 36°C untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, kata Dwikorita, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November.

Radiasi Ultraviolet

Sementara itu, informasi kondisi suhu udara yang panas juga dikaitkan dengan fluktuasi radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari. Besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki indikator nilai indeks UV.

Indeks ini dibagi menjadi beberapa kategori: 0-2 (Low), 3-5 (Moderate), 6-7 (High), 8-10 (Very high), dan 11 ke atas (Extreme).

Advertisement

Secara umum, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori “Low” di pagi hari; mencapai puncaknya di kategori “High”, “Very high”, sampai dengan “Extreme” ketika intensitas radiasi matahari paling tinggi di siang hari antara pukul 12.00 dam 15.00 waktu setempat; dan bergerak turun kembali ke kategori “Low” di sore hari.

Pola ini bergantung pada lokasi geografis dan elevasi suatu tempat, posisi matahari, jenis permukaan, dan tutupan awan.

Menurut Dwikorita tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah. Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, pola harian seperti disampaikan di atas secara rutin dapat teramati dari hari ke hari meskipun tidak ada fenomena Gelombang Panas.

Faktor cuaca lainnya seperti berkurangnya tutupan awan dan kelembapan udara dapat memberikan kontribusi lebih terhadap nilai indeks UV.

Untuk lokasi dengan kondisi umum cuacanya diprakirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari dapat berpotensi menyebabkan indeks UV pada kategori “Very high” dan “Extreme” di siang hari.

“Masyarakat disarankan agar tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian tersebut,” kata Dwikorita.

Baca Juga

11 Pendaki Tewas di Gunung Marapi Sumatera Barat

Gunung Marapi Meletus, 28 Pendaki Belum Berhasil Turun

Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa UNG Raih Prestasi di Pimnas 2023

Mengikuti dan melaksanakan imbauan respon bersesuaian yang dapat dilakukan untuk masing-masing kategori index UV, seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktivitas di luar ruangan.

Tags: BMKGCuaca EkstremGelombang PanasRadiasi UltravioletSuhu Maksimum
Bagikan1TweetKirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan
Dukungan darilaut.id : https://saweria.co/darilautID
Previous Post

Gelombang Panas Masih Terjadi di Asia Selatan

Next Post

Lautan yang Terlalu Panas Membahayakan Terumbu Karang

Postingan Terkait

Gunung Api Marapi di Sumatera Barat Meletus

11 Pendaki Tewas di Gunung Marapi Sumatera Barat

4 Desember 2023
Gunung Marapi Level Waspada, Tak Boleh Mendekati Radius 3 km Dari Kawah

Gunung Marapi Meletus, 28 Pendaki Belum Berhasil Turun

4 Desember 2023

Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa UNG Raih Prestasi di Pimnas 2023

Badai Siklon Michaung di Teluk Benggala Mendekati Chennai

Gunung Marapi Level Waspada, Tak Boleh Mendekati Radius 3 km Dari Kawah

Gunung Api Marapi di Sumatera Barat Meletus

Kepemimpinan Perempuan Gorontalo

COP28, UEA Akan Membantu Negara-negara yang Kekurangan Air dengan Teknologi Penyemaian Awan

Next Post
Lautan yang Terlalu Panas Membahayakan Terumbu Karang

Lautan yang Terlalu Panas Membahayakan Terumbu Karang

Komentar tentang post

TERBARU

Mahasiswa KKN Administrasi Publik UNG Sosialisasi Pencegahan Stunting di Popayato Barat

11 Pendaki Tewas di Gunung Marapi Sumatera Barat

Gunung Marapi Meletus, 28 Pendaki Belum Berhasil Turun

Pemkot Gorontalo Beri Perhatian Serius Pada UMKM

Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa UNG Raih Prestasi di Pimnas 2023

Badai Siklon Michaung di Teluk Benggala Mendekati Chennai

Dukungan

Beri Dukungan disini : https://saweria.co/darilautID

REKOMENDASI

Cabut Izin Impor Perindo

KRI Alamang-644 Tangkap Tug Boat di Perairan Batam

Balai Konservasi Lepas 200 Tukik Penyu Lekang

Foto: Lumba-Lumba di Teluk Tomini

Direktur Utama PT Tempo Inti Media Toriq Hadad Tutup Usia

Produk Indonesia Makin Terbuka di Pasar Maladewa

Tags

KLHK Banjir Siklon Tropis BPBD BNPB gorontalo sampah plastik Perubahan Iklim Virus Corona KKP Jepang teluk tomini Ditjen Perhubungan Laut BMKG BRIN Samudra Pasifik Universitas Negeri Gorontalo Kemenhub LIPI Basarnas Covid-19 TNI Angkatan Laut JTWC AMSI Bibit Siklon Tropis

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • kategori
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pemilihan
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.