Lombok – Operator kapal masih mengalami kesulitan mencari teknisi dibidang perkapalan. Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Deputi Koordinasi Infrastruktur di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Rakor ini dengan tema “Infrastruktur untuk Pembangunan Nasional”.
Selain teknisi kapal, masalah lain yang muncul dalam rakor adalah masih sulitnya pemenuhan komponen kapal dari dalam negeri. Operator kapal juga masih mengalami kesulitan mengurus perizinan.
Seperti dialami Anita, seorang operator kapal, yang telah mendatangi beberapa pejabat kementerian agar izin kapalnya segera keluar.
Masalah lain yang dibahas dalam Rakor, mengenai pengelolaan gas di wilayah Indonesia Timur. Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberikan masukan agar pemerintah menambah cadangan gas yang diperkirakan akan habis pada tahun 2025.
Saat ini, pemanfaatan gas untuk elektrifikasi dipandang masih inefisien. Fasilitas pembangkit listrik tenaga gas, belum terintegrasi dengan baik dengan fasilitas penunjang lainnya.
Permasalahan lainnya mengenai sulitnya pengelolaan ikan hasil tangkapan. Hal ini terjadi karena kurang memadainya cold storage.
Masukan dan bahasan dalam Rakor ini akan ditindaklanjuti secara teknis dengan kementerian/lembaga terkait. Walaupun sulit, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman akan terus melakukan koordinasi dan menyusun peta jalan untuk mengurai dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Satu kekuatan yang terpenting untuk mengatasi masalah adalah koordinasi dan kerja sama,” kata Deputi Koordinasi Infrastruktur Ridwan Djamaluddin, saat menutup Rakor ini.*
Komentar tentang post