Salah satu kebijakan Susi yang paling terkenal, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia internasional adalah memberantas penangkapan ikan ilegal (illegal, unreported, unregulated/IUU fishing) secara tegas dan tanpa kompromi karena diiringi penenggelaman kapal pelaku kejahatan. Selama periode 2014 – 2019, tercatat 556 kapal ikan illegal, baik domestik maupun asing ditenggelamkan – terbesar sepanjang sejarah Indonesia untuk satu periode rezim kepemimpinan.
Kebijakan tersebut menyuburkan kembali perairan Indonesia yang sebelumnya mengalami overfishing akibat maraknya pencurian ikan. Melonjaknya stok ikan di perairan Indonesia berdampak langsung pada meningkatnya konsumsi ikan masyarakat serta kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir.
Kepemimpinan dan pengaruh Susi di sektor kelautan dan perikanan tak hanya menggema di tingkat domestik, tetapi juga dunia internasional. Susi aktif berbicara di forum-forum internasional untuk menginisiasi dan mengkampanyekan secara konsisten hak asasi manusia yang bekerja di laut, hak laut untuk tidak dieksploitasi berlebihan, transparansi penangkapan ikan melalui platform global fishing watch, dan menjaga laut dari sampah plastik.
Peran dan komitmen Susi menjaga sumber daya laut dan perikanan mendapat pengakuan luas dari domestik dan dunia internasional. Beberapa di antaranya, Globe Asia Magazine pada 2019 menobatkannya menjadi 99 Most Inspring Women in Indonesia. Ditingkat global, Foreign Policy Magazine tahun ini memilihnya sebagai Top 10 Global Thinkers under the category of Defense and Security. Susi juga mendapatkan penghargaan Peter Benchley Ocean Award (2017), Leader for Living Planet Award (WWF, 2016), dan The BBC 100 Women (2017).*
Komentar tentang post