Jakarta – Selama tahun 2019 ini, terdapat 20 trayek tol laut untuk program angkutan barang. Program tol laut ini diharapkan dapat mengurangi disparitas harga, khususnya di wilayah timur Indonesia.
Pemerintah juga hadir untuk melayani masyarakat yang hampir tak tersentuh kapal komersil, yakni melalui 113 trayek penyelenggaraan angkutan perintis pada tahun 2019.
“Penyelenggaraan Public Service Obligation (PSO) atau subsidi bagi kapal penumpang PT Pelni sebanyak 26 kapal dan penyelenggaraan angkutan ternak yang telah berjalan di 6 trayek,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut R Agus H Purnomo, mewakili Menteri Perhubungan sebagai keynote speaker pada International Conference on Port, Shipping and Maritime Logistics di Jakarta, Kamis (26/9).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Indonesia Terpilih Tahun 2019-2024 Prof Dr (HC) KH Ma’ruf Amin.
Selain itu, Kemenhub juga telah mengembangkan pelabuhan yang berwawasan lingkungan atau EcoPort, di mana pada operasional pelabuhan diterapkan teknologi ramah lingkungan serta pengunaan teknologi digital untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi operasional pelabuhan, seperti Inaportnet dan E-Ticketing penumpang.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt Wisnu Handoko mengatakan, pemerintah saat ini ingin membangun Indonesia ini dari pinggiran, dari tempat-tempat terpencil atau perbatasan. Terdapat beberapa langkah strategis yang harus dilakukan Ditjen Perhubungan Laut dalam meningkatkan konektivitas maritim.
Pertama, membangun moda transportasi yang terintegrasi. Karena apa artinya hanya membangun jalur laut, membangun pelabuhan, membangun kapal, tetapi tidak terkoneksi dengan moda yang lain karena negara kita ini ada juga yang di pedalaman.
Langkah berikutnya, menurut Wisnu, mengakselerasi multimoda yang ada dan mendorong Pemda untuk bersama-sama membangun industri dan produknya bisa dikirim ke luar daerah. Kemudian, mengintegrasikan pelabuhan di Indonesia dan membangun infrastruktur dan teknologi informasi hingga penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.
“Tantangan ke depan adalah bagaimana mempersiapkan sumber daya maritim dan sumber daya manusia yang kita miliki, karena salah satu komponen penting di dalam memajukan industri maritim adalah sumber daya maritimnya,” ujar Wisnu.*
Komentar tentang post