Darilaut – Teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dibutuhkan untuk berbagai studi Kelautan. Seperti perencanaan wilayah, mendeteksi kecelakaan seperti tumpahan minyak di laut, bahkan untuk memonitor kapal-kapal riset di Indonesia.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Augy Syahailatua, mengatakan, khusus untuk riset kelautan yang berhubungan dengan pencemaran laut dan ekosistem pesisir, studi yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan penentu kebijakan berdasarkan bukti ilmiah.
Penginderaan jauh merupakan teknologi antariksa yang berguna di antaranya untuk kegiatan riset kelautan.
“Sekarang kita sudah bisa menggambar peta secara digital. Hal ini, sangat berbeda dengan 30 – 40 tahun lalu dimana semuanya masih dilakukan secara manual,” ujar Augy, yang disampaikan secara daring Rabu (24/6) pekan lalu, seperti dikutip Oseanografi.lipi.go.id.
Menurut Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Muhammad Hafizt, kajian spasial berbasis keruangan menggunakan teknologi penginderaan jauh ini, dengan media citra satelit dan digunakan khusus dilingkungan perairan laut maupun pesisir.
Penggunaannya untuk mengenali objek melalui media gambar seperti: pasir, terumbu karang, padang lamun, perairan dalam, dan sebaran fitoplankton
Komentar tentang post