Darilaut – Teluk Saleh di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tercatat sebagai salah satu destinasi ekowisata hiu paus (Rhincodon typus) terbaik di Indonesia.
Dalam tulisan di The South China Morning Post (SCMP) 3 Juli 2021, Teluk Saleh untuk saat ini memberikan pengalaman etis yang luar biasa untuk berenang bersama hiu paus.
Jurnalis SCMP, Ian Lloyd Neubauer menuliskan artikel tersebut dengan judul “The best place to swim with whale sharks? Saleh Bay, in Indonesia’s Sumbawa island, provides an awesome, ethical experience – for now.”
Ian punya pengalaman menghabiskan tiga hari di atas perahu di Maladewa untuk mencari hiu paus, namun tanpa hasil. Hal yang sama terjadi pada kapal pesiar di Teluk Thailand.
Tahun ini, Ian mencoba lagi di Teluk Saleh. Meskipun saat itu bukan waktu yang tepat karena bulan purnama, Ian dapat menyaksasikan hiu paus di Teluk Saleh.
Hiu paus terancam punah karena diburu untuk diambil sirip, daging, dan minyaknya. Hiu paus juga menjadi korban tangkapan samping (by-catch) dari kegiatan penangkapan ikan untuk spesies lain dan tabrakan kapal. World Wide Fund for Nature (WWF) mencatat kurang dari 10 persen hiu paus berhasil mencapai usia dewasa.
Ian juga menyoroti lokasi wisata hiu paus di Oslob, Provinsi Cebu Filipina. Operator di sana memberi makan udang pada hiu paus sepanjang tahun untuk meyakinkan wisatawan bisa selfie dengan makhluk itu.
Memberi makan hiu paus dengan udang akan mengubah perilaku hewan tersebut. Ini karena biasanya hiu paus bermigrasi, untuk mencari makanan yang mengandung nutrisi berbeda sepanjang tahun.
Catatan Darilaut.id, dengan tidak terkontrolnya pengunjung yang ingin melihat langsung dan kebiasaan memberi makan hiu paus (whale shark) dalam jumlah banyak, bisa berdampak negatif terhadap perilaku hiu paus.
Hasil penelitian di Oslob-Cebu, pada 2012 lalu, pemberian makan menyebabkan hiu paus mengasosiasikan manusia dengan sumber makanan sehingga mereka akan cenderung berenang mendekati manusia.
Untuk memperingati Hari Hiu Paus Internasional, 30 Agustus 2021, Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah mengajak kita semua untuk bijak dan peduli terhadap hiu paus.
“Sejak 2019 status (hiu paus) naik satu tingkat menjadi terancam karena penurunan populasi global,” kata Bupati dalam acara Whale Shark Virtual Tour, Species of Passage: Revealing the Guardian of the Ocean, melalui Youtube Sebumi.id.
Menurut Mahmud, hal ini menjadi alarm atau penanda bagi kita semua untuk berupaya melakukan konservasi hiu paus sekarang dan akan datang.
Di tengah keterbatasan pandemi Covid-19, Mahmud juga mengajak untuk melihat aktivitas nelayan dan hiu paus di Labuhan Jambu.
Di lokasi ini, menurut Bupati, sebagai salah satu tempat di mana kita dapat menemukan hiu paus yang masih terjaga.
Destinasi ekowisata di lokasi ini tetap memperhatikan kelestarian hiu paus sebagai ikan terbesar di Bumi dan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Local Champion M. Iqbal Hidayat mengatakan nelayan di Teluk Saleh sebagian besar telah menyadari pentingnya untuk menjaga dan melindungi hiu paus. Dulu dianggap sebagai hama, sekarang masyarakat Labuhan Jambu sudah melindungi hiu paus.
Komentar tentang post