Darilaut – Ekspedisi Schmidt Ocean Institute melalui pelayaran dengan kapal penelitian R/V Falkor terus mengungkap temuan baru dan menarik tentang keanekaragaman habitat di ngarai Great Barrier Reef (GBR) Utara.
Dalam laman Schmidtocean.org, berbagai temuan laut dalam ini berkat robot bawah air, dengan nama SuBastian.
Dengan SuBastian sekarang diketahui bahwa bentangan laut ngarai yang terjal di ujung utara GBR penuh dengan kehidupan.
Flora dan fauna yang melimpah dan beragam hidup di dinding ngarai yang curam. Terdapat blok-blok longsor bawah laut yang kecil.
Menurut Britannica.com, ngarai bawah laut adalah lembah sempit dengan sisi curam yang membelah lereng benua dan permukaan samudra. Ngarai bawah laut berasal dari dalam lereng benua atau di landas kontinen.
Ngarai bawah laut menyerupai bentukan sungai di daratan, yakni lembah (jurang) yang dalam dan luas di antara dua tebing yang curam.
Seperti sungai di darat, fitur bawah air ini bertindak sebagai saluran utama sedimen (dan nutrisi terkait serta karbon organik). Sedimen dan lainnya diangkut dari landas kontinen ke cekungan laut dalam.

Di sini sedimen diendapkan, kemudian membentuk akumulasi yang sangat besar, yang disebut kipas bawah laut dan menyerupai delta sungai.
Ngarai penting karena sering menunjukkan keanekaragaman hayati regional dan kelimpahan biomassa yang besar. Termasuk banyak spesies ikan yang penting secara ekonomi.
Di ngarai bawah laut terdapat proses oseanografi yang berinteraksi dengan medan terjal, serta produktivitas primer.
Habitat ngarai ini sebagai tempat perkembangan bibit dan perlindungan penting bagi kehidupan laut lainnya. Termasuk ekosistem laut yang rentan seperti karang di air yang dingin dan taman spons.
Seperti di kedalaman 1767 meter, terlihat dalam gambar SuBastian mengumpulkan karang air dingin (coldwater corals) yang diambil dari dinding samping ngarai.
Sejak ekspedisi Southern Surveyor 2007, yang pertama kali memetakan sistem ngarai GBR dengan sonar multibeam di lepas pantai Ribbon Reefs, para ilmuwan telah menyoroti dua jenis ngarai utama.
Pertama, ngarai yang terhubung dengan rak dan terumbu. Kedua, ngarai yang diblokir atau ada penghalang.
Ngarai yang terhubung dengan rak menangkap sedimen dari rak melalui jalur sempit di antara terumbu. Ngarai ini menyalurkan campuran sedimen termasuk kalsium karbonat laut (batu kapur) dan silika terestrial (kuarsa) dan bahkan vegetasi, yang terbawa dari daratan Australia.
Sebaliknya, ngarai yang terhalang terumbu besar dan dangkal melingkari kepala ngarai. Terumbu ini dapat menghalangi suplai sedimen dari rak terbuka.
Hanya sedimen batu kapur yang berasal langsung dari terumbu karang yang dapat diangkut menuruni ngarai ke perairan yang lebih dalam.
Namun, sebagai catatan, ini masih kondisi awal atau belum lengkap. Tim ilmuwan masih terus mempelajari morfologi nagari bawah laut GBR yang kompleks.
Apalagi, pemetaan baru saja dilakukan dengan menggunakan kapal Falkor.
Falkor telah memetakan GBR utara di lepas pantai Cape York. Pemetaan ini dari perairan dangkal dekat dengan terumbu penghalang yang melapisi tepi rak hingga kedalaman lebih dari 2000 meter di lembah yang berdekatan.
Falkor menggunakan penggema multibeam Kongsberg EM302 untuk mengumpulkan data batimetri resolusi tinggi (kedalaman) dan tekstur dasar laut.
Kumpulan data hasil pemetaan baru ini, dikombinasikan dengan data multibeam yang dikumpulkan sebelumnya.
Jaringan spektakuler ngarai bawah laut besar yang terukir di bagian margin GBR paling utara. Hal ini menciptakan lanskap bawah air yang kompleks secara morfologis dan menakjubkan yang belum pernah terlihat sebelumnya di dalam GBR.
Ngarai yang baru dipetakan di lepas pantai Teluk Princess Charlotte di Cape York memiliki area ‘tangkapan’ sekitar 50 kilometer di sepanjang tepian.
Terdapat sekitar 14 ngarai yang terpisah menjadi ngarai utama yang membentang 30 kilometer hingga kedalaman yang lebih dari 2500 meter.
Ángel Puga Bernabéu dalam analisis ini menuliskan penemuan lainnya di sekitar Detached Reefs. Lokasi ini adalah serangkaian terumbu karang yang tinggi (beberapa ratus meter).
Lubang aneh berbentuk cekungan setengah lingkaran terletak di kaki dinding yang sangat curam, menyerupai air terjun di darat.
Sebagai catatan, belum diketahui dengan pasti asal muasalnya. Tetapi bisa jadi hal ini terkait dengan aliran sedimen yang mengalir dengan kecepatan tinggi melalui ngarai. Atau mungkin berasal dari daratan, kemudian masuk melalui penurunan dasar laut selama periode geologi yang sudah berlangsung lama.
Semua rekaman temuan baru ini berkat adanya robot bawah air, SuBastian.
Sumber:
Ángel Puga Bernabéu, “Submarine Canyons on the Great Barrier Reef Margin” https://schmidtocean.org/cruise-log-post/submarine-canyons-on-the-great-barrier-reef-margin/
“Submarine canyon” https://www.britannica.com/science/submarine-canyon
Komentar tentang post