Terumbu Karang di Beberapa Titik Pengamatan di Bone Bolango Rusak

Karang mati

Karang mati di Botutonou, Bone Bolango. FOTO: DARILAUT.ID

Gorontalo – Kondisi Terumbu karang di sejumlah titik pengamatan di perairan kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, dalam kategori rusak. Survei terbaru telah dilakukan Pusat Kajian Penelitian Teluk dan Laut Dalam (PKPTLD) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di perairan Desa Bintalahe, Botutonuo dan Oluhuta, Bone Bolango.

“Secara umum, kondisi terumbu karang pada wilayah survei berada pada kategori rusak,” kata ketua tim peneliti Femy M Sahami, MSi.

Menurut Femy, kondisi terumbu karang yang rusak di beberapa stasiun pengamatan dengan tutupan 20 sampai 60 persen.

Beberapa spot didominasi oleh pasir, rubble dan rock. “Saat ini, terdapat kecenderungan karang yang mati mulai tertutupi oleh alga,” ujar Femy yang juga dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNG.

Sementara kondisi di stasiun 3 depan kantor perhubungan, Botutonuo, menurut anggota tim peneliti Sri Nuryatin Hamzah, MSi, banyak didominasi tipe karang massive. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa aktivitas wisata dan pembangunan yang cenderung berpotensi merusak terumbu karang.

“Bila tidak dilakukan pengelolaan yang baik, terumbu karang di lokasi ini akan terus mengalami degradasi,” kata Nuryatin.

Pengamatan di stasiun 4 Botutonuo, kondisi terumbu karang dalam kondisi buruk. Di lokasi ini banyak ditemukan rubble.

Hal ini diduga karena dulunya ada aktivitas penangkapan ikan yang merusak karang. Informasi yang dikumpulkan di lapangan, pada 1980-an sampai awal akhir 1990-an terdapat aktivitas pengeboman ikan di perairan tersebut.

Pengamatan di stasiun 5, yakni di Desa Oluhuta, kondisi terumbu karang masuk kategori rusak-sedang. Di desa ini terdapat pengembangan wisata panorama bawah laut. “Untuk spot penyelaman dengan kondisi karang yang relatif masih bagus,” kata Nuryatin.

FOTO: PKPTLD UNG

Menurut Nuryatin, survei kondisi ekosistem terutama terumbu karang di perairan Bone Bolango, Teluk Tomini, dilakukan dengan Metode LIT (Line Intercept Transect) dan metode RRA (Rapid Reef Assesment).

Survei ini pada wilayah perairan yang berpotensi untuk dapat dilakukan kegiatan pemulihan terumbu karang. Topografis wilayah survei memiliki dasar yang landai.

Hasil survei PKPTLD UNG ini bekerjasama dengan Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Laporan ini dengan judul “Pemulihan Ekosistem Pesisir dan Laut (Terumbu Karang) di Perairan Provinsi Gorontalo.”*

Exit mobile version