redaksi@darilaut.id
Minggu, 22 Mei 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Tes Cepat Untuk Deteksi Awal Covid-19

Tes Cepat Untuk Deteksi Awal Covid-19

redaksi redaksi
27 Maret 2020
Kategori : Berita, Kesehatan
NIAID.NIH.GOV

NIAID.NIH.GOV

Darilaut – Tes cepat atau rapid test dilakukan untuk mengukur jumlah antibodi yang berfluktuasi apabila ada virus masuk ke dalam tubuh manusia. Data hasil pengukuran tersebut sebagai deteksi awal untuk pemeriksaan lebih lanjut virus corona, Covid-19.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, rapid test atau tes cepat yang dilakukan pemerintah bukan untuk diagnosa. Tes cepat ini untuk mengukur antibodi yang ada di dalam tubuh seseorang berbasis respon imunologi.

“Rapid test tidak diarahkan untuk menegakkan diagnosa karena rapid test yang kita gunakan adalah rapid test yang berbasis pada respon imunologi. Kita tahu kalau virus masuk ke dalam tubuh kita, maka tubuh secara otomatis akan membentuk antibodi yang akan kita ukur dan inilah yang kemudian akan dideteksi,” Kata Yurianto di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (25/3).

Jika pembacaan rapid test positif, bisa dipastikan bahwa tubuh orang itu pernah diinfeksi oleh virus atau sedang diinfeksi oleh virus karena sistem kekebalan tubuh antobodinya ada. Namun saat hasil pembacaan rapid test ini negatif tidak ada jaminan bahwa dia tidak terinfeksi virus, bisa saja dia sudah terinfeksi tetapi antibodinya belum terbentuk.

“Kita paham bahwa pembentukan antibodi itu butuh waktu sampai dengan enam atau tujuh hari, sehingga kalau infeksi itu belum enam atau tujuh hari kan kita lakukan pemeriksaan hasilnya akan negatif,” katanya.

Jika hasilnya negatif tanpa keluhan, orang tersebut disarankan untuk jaga jarak, jika ada keluhan disarankan untuk karantina diri dan setelah 7 hari berikutnya akan dilakukan tes lagi.

“Jika positif, maka ini adalah guidance atau tuntunan bagi kita untuk melakukan pemeriksaan antigen dengan menggunakan metode yang sudah kita ketahui yaitu Real Time PCR,” ujarnya.

Namun jika setelah tujuh hari dilakukan pemeriksaan kedua masih tetap negatif, maka yang bersangkutan diyakini saat ini sedang tidak terinfeksi.

“Bukan dia kebal, kalau dia tidak bisa menjaga diri dengan baik mengabaikan kontak dekat (social distancing) tentang pembatasan aktivitas, bisa saja dia tertular,” kata Yurianto.

Sementara itu, hingga Kamis (26/3) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat total kasus positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 893 atau bertambah 103 kasus, 35 orang sembuh dan 78 meninggal dunia.

Menurut Yurianto, data tersebut dikumpulkan berdasarkan laporan dari 25 Maret pukul 12.00 WIB hingga 26 Maret pukul 12.00 WIB.

Jumlah pasien yang sembuh bertambah empat orang, yang meninggal bertambah 20 orang. Sebelumnya pada Rabu (25/3) tercatat 790 kasus positif COVID-19, 58 orang meninggal dan 31 orang sembuh.

Data positif Covid-19 di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh satu kasus, Bali sembilan kasus, Banten 67 kasus, DI Yogyakarta 16 kasus, DKI Jakarta 515 kasus.

Selanjutnya di Jambi satu kasus, Jawa Barat 78 kasus, Jawa Tengah 40 kasus, Jawa Timur 59 kasus, Kalimantan Barat tiga kasus, Kalimantan Timur 11 kasus, Kalimantan Tengah enam kasus dan Kalimantan Selatan satu kasus.

Kemudian di Kepulauan Riau lima kasus, NTB dua kasus, Sumatera Selatan satu kasus, Sumatera Barat tiga kasus, Sulawesi Utara dua kasus, Sumatera Utara delapan kasus, Sulawesi Tenggara tiga kasus.

Selain itu, tercatat di Sulawesi Selatan 27 kasus, Sulawesi Tengah satu kasus, Lampung tiga kasus, Riau dua kasus, Maluku Utara dan Maluku masing-masing satu kasus, serta di Papua tujuh kasus positif.*

Tags: Covid-19Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19Virus Corona
Bagikan12Tweet2KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Asosiasi terumbu karang dan ikan. FOTO: DARILAUT.ID
Berita

GEF Sediakan Dana $43 Juta untuk Pemulihan Spesies dan Ekosistem

21 Mei 2022
Aksi pengebom ikan asal Malaysia di Laut Sulawesi. FOTO: KKP
Berita

Pelaku Pengebom Ikan Asal Malaysia Ditangkap di Laut Sulawesi

21 Mei 2022
Padang lamun (seagrass). FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Jejaring Pemantauan Ekosistem Pesisir Terbentuk

20 Mei 2022
Next Post
Ikan kerapu. FOTO: DARILAUT.ID

Dampak Covid-19 Terhadap Ekspor Kerapu Hidup Indonesia

Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh. FOTO: DARILAUT.ID

Pers Tanpa Kenal Lelah Memberitakan Pandemi Covid-19

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Minggu, Mei 22, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

GEF Sediakan Dana $43 Juta untuk Pemulihan Spesies dan Ekosistem

Pelaku Pengebom Ikan Asal Malaysia Ditangkap di Laut Sulawesi

Jejaring Pemantauan Ekosistem Pesisir Terbentuk

Tren Naiknya Suhu di Indonesia dan Perubahan Iklim

Bencana Alam, Sebanyak 1,9 Juta Jiwa Menderita dan Mengungsi

KM Sirimau Kandas di Pulau Ipet

REKOMENDASI

Ini Desain Kapal Perikanan BPPT

Cegah Abrasi, Relawan Dompet Dhuafa Tanam Seribu Pohon

Integrasi Riset untuk Indonesia Inovatif

TNI Angkatan Laut Gagalkan Penyelundupan Sabu 10,75 Kg

Melawan Pembajakan dan Perampokan Laut di Asia

Warga Australia Nakhoda Kapal Yacht Dirampok di Perairan Sumatera Selatan

TERPOPULER

  • FOTO: LOKA PSPL SORONG

    Mirip Kerupuk, Harga Gelembung Renang Capai Rp 50 juta per Kilogram

    265 bagikan
    Bagikan 112 Tweet 64
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    162 bagikan
    Bagikan 69 Tweet 39
  • Tahun 2022, Pulau Jawa Paling Banyak Kejadian Bencana Alam

    7 bagikan
    Bagikan 3 Tweet 2
  • Akan Dikirim ke Manado, KKP Proses Hukum 4.030 kg Sirip Hiu di Baubau

    2 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    636 bagikan
    Bagikan 264 Tweet 155
  • Bencana Alam Tahun 2022, Lebih Dari 1 Juta Jiwa Mengungsi

    22 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 6
  • Suhu Udara di Sebagian Wilayah Indonesia Panas

    1 bagikan
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk