Evakuasi sulit dilakukan karena kondisi lubang galian yang sempit yang membahayakan petugas SAR dan kondisi medan yang berada pada lereng yang terjal.
Selain itu, kondisi tanah labil dan tidak diketahui berapa banyak lubang yang ada, serta kondisi korban yang diperkirakan juga sudah meninggal di dalam reruntuhan longsor juga menyulitkan evakuasi.
Karena itu, evakuasi dilakukan dengan menggunakan alat berat. Alat berat ini harus membuat jalan baru menuju titik longsor untuk memudahkan proses evakuasi.
Tidak ada data yang pasti berapa jumlah korban yang tertimbun longsor.
Berdasarkan laporan penambang yang selamat dan masyarakat sekitar, jumlah penambang yang saat bekerja di dalam lubang saat penambangan bervariasi.
Ada yang mengatakan 30 orang, 50 orang, 60 orang bahkan 100 orang, karena saat itu banyak yang sedang menambang di lubang besar, sedang di lubang-lubang kecil tidak diketahui jumlahnya.
Laporan anggota keluarga yang hilang juga terbatas karena banyak penambang yang berasal dari luar.
Tim SAR gabungan antara lain, TRC BPBD Kabupaten Bolmong, Basarnas, SAR Kotamobagu, TNI, Polres Kotamobagu, Polsek Lolayan, DVI Polda Sulut, Koramil Lolayan, Marinir, PMI, Tagana, Satpol PP, SKPD, Rescue JRBM, relawan dan masyarakat setempat terus melakukan evakuasi.*
Komentar tentang post