Tsunami di Palu Beda dengan di Aceh

Tsunami Palu

Gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat 28 September 2018. FOTO: VERRIANTO MADJOWA

Jakarta – Tsunami yang terjadi di Palu berbeda dengan di Aceh pada 2004. Ketika tsunami Aceh terjadi, hiposentrum atau pusat terjadinya titik gempa terletak di dalam laut sehingga menimbulkan gelombang yang tinggi lagi panjang.

Menurut ahli tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB), Mohammad Bagus Adityawan PhD, tsunami yang terjadi di Palu, pusat titik gempanya terjadi di darat, namun dapat menyebabkan tsunami di laut.

Seperti dikutip laman Itb.ac.id, berdasarkan hasil pengamatan Bagus, bentuk pantai di Palu cukup berbeda, yakni dengan adanya bagian laut yang menjorok ke darat atau biasa disebut dengan teluk. Keberadaan teluk ini berdampak ketika ombak yang menghadang.

Ombak akan berkumpul kemudian menghantam sisi pantai dan berkumpul di area yang sama. Sehingga menyebabkan besarnya gelombang yang dihasilkan akibat hantaman ke arah pantai.

Ketika melakukan kunjungan ke pantai Taipa di Palu, Bagus menemukan tetrapoda blok beton pantai yang sudah berantakan dan rusak. Alat ini berguna untuk menahan dan memecah ombak yang menghampiri pantai. Kondisinya saat ini sudah berjatuhan dan terguling.

Bagus mengusulkan program yang dapat diterapkan oleh ITB dan pihak-pihak terkait mengenai pengembangan sumber daya air. Misalnya, pembuatan master plan tata air, pengaturan saluran irigasi yang terputus agar dapat mengairi sawah atau perkebunan di sekitar, dan penyusunan sistem drainase.

“Karena tampaknya belum ada usulan terkait hal ini. Semoga ke depannya dapat direncanakan program-program untuk kembali membangun dan membangkitkan Palu, Sigi, serta Donggala,” ujarnya.*

Exit mobile version