Jakarta – Hasil survei puluhan peneliti dari berbagai negara pascagempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah dan Selat Sunda dapat menjadi pelajaran berharga.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Prof Dwikorita Karnawati mengatakan, survei 7 Tim Internasional terdiri dari 87 peneliti dari 18 negara pada 2018 mengenai karakteristik dan dampak tsunami dapat menjadi pembelajaran yang berharga bagi berbagai pihak.
“Sebagai contoh (yang) dapat menjadi masukan untuk perencanaan wilayah, usaha peningkatan sistem peringatan dini dan langkah langkah penguatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan bencana,” kata Dwikorita saat membuka “International Symposium on The Lessons Learnt from The 2018 Tsunamis in Palu and Sunda Strait” di Jakarta, Kamis (26/9)
Dwikorita yang juga menjabat sebagai Chairperson of Inter-Governmental Coordination Group for Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWMS) mengatakan, science dan teknologi harus terus ditingkatkan. Terutama science tentang tsunami yang terus berkembang.
Menurut Dwikorita, melalui simposium internasional, para pakar dari berbagai belahan dunia serta Indonesia berkumpul untuk melakukan hasil hasil investigasi dari kejadian tsunami. Akhirnya ditemukan formula baru untuk penerapan ke depannya dalam peningkatan sistem peringatan dini tsunami yang ada di seluruh dunia.
Komentar tentang post