GEMPA dan tsunami di Palu dan sekitarnya menarik perhatian komunitas peneliti gempa dan tsunami internasional.
Siapa saja ilmuwan luar negeri yang berpartisipasi dalam melakukan survei pascagempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya?
Prof Ahmet Yalciner (team leader International Tsunami Survey Team (ITST) 2018 Palu Earthquake and Tsunami) dari METU Turki. Yalciner memiliki pengalaman hampir 20 tahun dalam survei pascatsunami. Seperti yang terjadi 17 Agustus 1999 tsunami di Turki dan tsunami akibat letusan di Pulau Stromboli, Italia pada 30 Desember 2002.
Prof Yalciner pernah menjadi ketua tim Survei Tsunami Internasional di Medan, Meulaboh dan Pulau Simeulue pada 15-25 Januari 2005, pascagempa disusul tsunami pada 26 Desember 2004 di Samudera Hindia.
Selanjutnya, Yalciner melakukan survei pascatsunami tersebut di Malaysia, Maladewa dan India.
Ketika terjadi gempa dan tsunami di Jepang, Prof Yalciner bekerja sama dengan Univeritas di Jepang untuk melakukan survei pascatsunami 11 Maret 2011.
Peneliti lainnya, Gözde Güney Doğan juga dari METU Turki, pernah bergabung dengan tim survei pascatsunami di Bodrum, Turki dan Yunani pada 20 Juli 2017.
Dogan mengumpulkan banyak data run-up dan genangan tsunami melalui pengukuran lapangan di beberapa teluk sepanjang pantai selatan Semenanjung Bodrum, Turki.
Kemudian Andrei Zaitsev dari SRB RAS Russia, pernah mengambil bagian dalam Tim Survei Tsunami Internasional di Medan, Meulaboh dan Pulau Simeulue pada 15-25 Januari 2005, pasca gempa dan tsunami 26 Desember 2004 di Samudera Hindia.
Zaitsev pernah telah berpartisipasi dalam survei lapangan tsunami 2 Agustus 2007 di Pulau Sakhalin (Rusia).
Peneliti luar negeri lainnya, masing-masing, Chiara Proietti dari JRC- EC Italy, Pamela Probst dari JRC- EC Switzerland, Rachid Omira dari IPMA-IDL Morocco, Pavel Pronin dari NNSTU Russia, Adel Giniiatullin dari NNSTU Russia dan Maria Ausilia Paparo dari UniBo Itali dan Martin Wronna.*
Komentar tentang post