Darilaut – Lebih dari empat bulan, nelayan di wilayah perairan Oriental Mindoro, Filipina, tak bisa menangkap ikan. Ini gara-gara kapal tanker M/T Princess Empress dilaporkan membawa sekitar 800.000 liter bahan bakar industri mengalami masalah mesin dan menyebabkan tumpahan minyak pada 28 Februari 2023.
Padahal, di lokasi tumpahan minyak ini sebagai “pusat keanekaragaman hayati laut di dunia” yang berada di Jalur Pulau Verde, yang terletak di antara Luzon Selatan (Batangas) dan Mindoro.
Kini para nelayan dapat beraktivitas kembali untuk menangkap ikan di wilayah perairan tersebut.
Kantor berita Filipina, Pna.gov.ph, melaporkan, Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) Filipina, mencatat sebanyak 24.698 nelayan terdampak tumpahan minyak akibat tenggelamnya kapal Princess Empress di lepas pantai Naujan, Oriental Mindoro.
NDRRMC mengatakan jumlah nelayan yang terkena dampak 337 di Calabarzon, 24.266 di Mimaropa, dan 95 di Visayas Barat.
Menurut NDRRMC para nelayan ini kehilangan produksi sekitar 4,99 miliar Peso (PHP) karena tumpahan minyak tersebut.
Sementara itu, keluarga terdampak berjumlah 42.487 atau setara dengan 200.244 orang yang bertempat tinggal di 262 barangay di Calabarzon, Mimaropa, dan Visayas Barat.
Pemerintah telah memberikan bantuan senilai 662,4 juta PHP kepada ketiga daerah tersebut. Ini termasuk masker wajah, air kemasan, berbagai macam obat-obatan dan vitamin, bantuan tunai untuk pekerjaan, makanan, dan barang-barang lainnya.
Pada 31 Mei, sekitar 83,74 persen atau 64,43 km dari 79,33 km garis pantai yang terkena dampak telah dibersihkan.
Operasi pembersihan telah mengumpulkan sekitar 44.656,30 liter campuran air berminyak, bersama dengan 10.708 karung, 997 drum, 119 ember, dan 648 kantong 1 ton pasir/debris terkontaminasi minyak dan limbah berminyak dari tiga wilayah tersebut.
Pada tanggal 2 Juni, kapal pendukung dinamis Fire Opal tiba di Subic Bay Freeport Zone mulai mengekstraksi sisa minyak dari kapal yang tenggelam.
Karena perairan ini belum bersih, Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan (BFAR) Filipina sempat merekomendasikan untuk mempertahankan larangan penangkapan ikan di Calapan, Naujan, Pola, Bansud, Gloria dan Pinamalayan di Mindoro.
Hal ini karena risiko kontaminasi dari jejak minyak yang belum dikeluarkan dari daerah tersebut.
BFAR mengatakan analisis baru-baru ini menunjukkan perairan penangkapan ikan di Bongabong, Bulalacao, Mansalay, Roxas, Baco, Puerto Galera dan San Teodoro berada dalam standar yang dapat diterima untuk kegiatan penangkapan ikan.
Pemerintah provinsi Oriental Mindoro saat ini mengizinkan para nelayan Calapan dan Naujan untuk menangkap ikan di perairan kota Baco, Puerto Galera, dan San Teodoro.
Sedangkan nelayan Pola, Bansud, Gloria dan Pinamalayan diperbolehkan menangkap ikan di Bongabong, Bulalacao, Mansalay dan Roxas.

Sementara itu, Penjaga Pantai Filipina terus memantau tingkat kontaminasi minyak melalui penilaian habitat karang di berbagai lokasi kawasan lindung laut di Oriental Mindoro.
Tim menganalisis persentase minyak pada ekosistem terumbu karang yang terkena dampak.
Menurut Tim Manajemen Insiden di Oriental Mindoro, tumpahan minyak saat menempel dapat merusak karang dengan menghalangi akses sinar matahari dan oksigen.
Bahan kimia beracun dari minyak juga mengganggu pertumbuhan dan reproduksi karang dan mengubah sifat fisikokimia air, mengubah suhu, pH, dan parameter lainnya.
Pada Jumat (21/7) seorang anggota parlemen memuji pemerintahan Presiden Ferdinand R. Marcos Jr. atas “tanggapan cepatnya” terhadap tumpahan minyak di Mindoro, setelah kegiatan penangkapan ikan sekarang diizinkan di semua pantai provinsi tersebut.
Ketua komite House Ways and Means, Joey Salceda, membuat pernyataan setelah pernyataan Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan bahwa perairan di sekitar pulau “berada dalam standar Kelas SC” dan bebas dari “PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons) dari spesies demersal dan pelagis.”
“Tanggapan cepat dan bebas drama, yang mengoordinasikan upaya pemerintah dan menjaga mata pencaharian masyarakat sementara itu menunjukkan komitmen pemerintah ini terhadap ekologi dan pariwisata, mengingat daerah tersebut adalah bintang pariwisata dan hotspot keanekaragaman hayati,” katanya.
Salceda mengapresiasi departemen lingkungan, interior, kesejahteraan sosial, dan kesehatan, serta Biro Perlindungan Kebakaran (BFP), Polisi Nasional Filipina (PNP), Penjaga Pantai Filipina (PCG)-Distrik Tagalog Selatan, Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Komando Luzon Selatan, dan unit pemerintah lokal Mimaropa atas “pekerjaan hebat yang dilakukan”.
“Tentu saja, lebih banyak pekerjaan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa perairan benar-benar bersih dari tumpahan minyak, dan untuk memberikan kompensasi kepada mereka yang terkena dampak, terutama di industri perikanan,” katanya.
Salceda mengatakan Kongres akan terus bekerja dengan pemerintah dalam operasi pembersihan. Insiden itu berfungsi sebagai pengingat bahwa betapa “penting secara ekonomi dan rapuh secara ekologis” daerah itu.
Sumber: Pna.gov.ph dan Philippine Coast Guard
Komentar tentang post