Darilaut – Organisasi Internasional yang bergerak pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan atau The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) memperingatkan Pemerintah Metropolitan Tokyo, Jepang, untuk tidak menghancurkan pepohonan.
Melansir Nippon Hoso Kyokai (NHK) seorang anggota panel penasihat UNESCO menyerukan penghentian segera rencana kontroversial untuk membangun kembali Jingu Gaien, sebuah taman subur di pusat kota Tokyo.
Panel Dewan Internasional untuk Monumen dan Situs, atau ICOMOS, mengeluarkan apa yang disebut peringatan warisan budaya pekan lalu. ICOMOS menyerukan penghentian penghancuran ribuan pohon di taman tersebut.
Dalam pernyataan tersebut menyebutkan Jingu Gaien “mewakili warisan budaya yang luar biasa, tak tertandingi dalam sejarah taman kota di seluruh dunia.”
Anggota ICOMOS Elizabeth Brabec menjabat sebagai presiden panel Komite Ilmiah Internasional tentang Bentang Alam Budaya. Brabec mengikuti konferensi pers di Klub Pers Nasional Jepang secara online pada hari Jumat (15/9).
Brabec mengkritik “hilangnya pohon-pohon warisan budaya yang sudah tua dan tidak dapat diterima pada saat respons dunia terhadap perubahan iklim menyadari pentingnya menjaga ruang terbuka perkotaan di seluruh bagian hutan kota.”
Brabec mengatakan, “Hampir tidak pernah terjadi kota besar seperti Tokyo mengambil sebagian lahan taman kotanya, yang persediaannya sangat sedikit, dan mengubahnya menjadi pembangunan.”
Pengembang berencana membangun dua gedung pencakar langit di kawasan Jingu Gaien, yang mencakup sebagian Daerah Shinjuku.
Pekerjaan menebang ratusan pohon yang tingginya lebih dari 3 meter bisa dimulai bulan ini atau bulan berikutnya.
ICOMOS meminta Pemerintah Metropolitan Tokyo, yang telah menyetujui proyek tersebut, dan para pengembang untuk menanggapi peringatan tersebut paling lambat tanggal 10 Oktober.
Gubernur Tokyo Koike Yuriko mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa tampaknya ICOMOS memiliki informasi sepihak, dan pengembang perlu memberikan penjelasan yang lebih rinci.
Koike juga mengatakan Pemerintah Metropolitan meminta para pengembang pada hari Selasa untuk menyajikan rencana konkrit untuk meninjau kebijakan mereka mengenai pelestarian pohon sebelum menebangnya.
Gubernur mengatakan, peringatan itu dikeluarkan karena pihak-pihak yang terlibat gagal memberikan laporan, meski berjanji akan melakukannya pada bulan Januari.
Koike mendesak mereka untuk segera mempelajari rencana pelestarian.
Sumber: Nippon Hoso Kyokai (NHK)