Darilaut – Sejumlah dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengembangkan tanaman sacha inchi (pluketenia volubilis) di Desa Tabongo Timur, Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo.
Dengan adanya sentra pengembangan tanaman sacha inchi di Desa Tabongo Timur diharapkan akan menjadi kawasan mandiri yang mampu meningkatkan ketahanan pangan di Provinsi Gorontalo.
Sacha inchi telah dibudidayakan di beberapa negara Asia seperti Cina, Vietnam, Thailand dan Malaysia.
Di Indonesia, budidaya di tanaman ini baru lima tahun terakhir, salah satunya di Tabongo Timur.
Sacha inchi dikenal sebagai kacang Peru atau kacang Inca memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Buah Sacha Inchi berbentuk Bintang dan dapat menghasilkan antara 4-7 biji per buah. Biji tanaman ini kaya akan protein (25-27%) dan minyak (41-54%) yang sebagian besar terdiri dari asam lemak tak jenuh seperti omega 3, 6 dan 9, serta vitamin E dan A.
Kandungan gizi yang tinggi membuat Sacha Inchi memiliki potensi besar untuk meningkatkan ketahanan pangan.
“Minyak sachita mampu sebagai antioksidan dan menjaga kestabilan glukosa dan kolesterol darah karena mengandung omega 3 hingga 46 persen,” kata dosen UNG, Dr. Yuszda K. Salimi, dalam kegiatan pelatihan berdasarkan hasil penelitian ketua pelaksana dan tim mahasiswa.