redaksi@darilaut.id
Minggu, 5 Februari 2023
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Unik, Tidak Semua Produk Garam Diolah Langsung dari Air Laut

Unik, Tidak Semua Produk Garam Diolah Langsung dari Air Laut

redaksi redaksi
11 Desember 2018
Kategori : Berita
Garam bleng

Garam Bledug Kuwu sering disebut garam bleng diolah dari lumpur vulkanik di Grobogan, Jawa Tengah. FOTO: YOUTUBE/RIKHA BRAMAWANTO

INDONESIA memiliki beragam cara pengolahan garam tradisional. Ada yang dibuat dari tanaman, lumpur vulkanik dan mata air asin.
Produksi garam ini sudah berlangsung lama, dibuat turun-temurun. Tradisi pengolahan garam rakyat ini sangat istimewa, diolah dan dipasarkan terbatas.

Pemasaran garam rakyat atau garam tradisi Ini yang masih menjadi tantangan. Garam yang tidak diproses fortifikasi yodium ini tidak dapat diedarkan secara luas karena kebijakan pemerintah hanya mengakui garam beryodium sebagai garam konsumsi.

Garam tradisi yang bersumber dari air laut juga mengalami hal yang sama. Seperti garam laut Bali yang juga dikenal dengan istilah garam artisan.

Produk garam laut Bali, seperti Amed, Kusamba, Tejakula dan Pemuteran.
Garam tradisi ini ada yang sudah memperoleh sertifikat Indikasi Geografis dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia karena memiliki nilai dagang. Contohnya, garam artisan dari Amed, Bali Utara. Produksi garam ini telah memiliki Sertifikat Indikasi Geografis (IG).

Asisten Deputi Bidang Sumberdaya Mineral dan Energi NonKonvensional Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Amalyos Chan mengatakan, semua garam rakyat diolah secara tradisional, dengan kearifan lokal. “Bisa dikatakan ini adalah bagian dari budaya kita. Tradisi yang berlangsung turun-temurun,” ujarnya.

Untuk garam rakyat seperti ini, perlu ada pengecualian. Selain sebagai sumber pendapatan, produksi garam ini untuk menjaga kearifan lokal.
Menurut Amalyos, garam ini harganya bagus dan lebih mahal dari garam dapur biasa. Bahkan, sudah ada permintaan dari segmen tertentu.

Misalnya untuk kebutuhan sajian gourmet, yang selama ini banyak masuk melalui impor, untuk kebutuhan khusus penderita penyakit auto imun dan autism yang membutuhkan garam organik.

Produksi ini bisa menjaga tradisi pembuatan garam yang ternyata berkualitas baik. “Celah pasar ini, sebaiknya diisi oleh garam produksi dalam negeri, menjaga kearifan lokal, daripada diisi oleh produk impor,” kata Amalyos, saat Rapat Koordinasi (Rakor) Fasilitasi Perizinan Ekspor Produk Garam Artisan di Kuta, Bali.

Rakor yang difasilitasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman ini berlangsung pada Kamis (6/12) dan Jumat (7/12) pekan lalu, dengan menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan Kementerian Kesehatan. Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi, Pemerintah Daerah, serta pengusaha, investor dan asosiasi garam.

Beragam tradisi pengolahan garam di Indonesia ini dibahas dalam Rakor tersebut. Untuk garam gunung dengan memanfaatkan mata air asin, diproduksi di Gunung Krayan, Kalimantan Utara.

Garam Bledug Kuwu sering disebut garam bleng diolah dari lumpur vulkanik di Grobogan, Jawa Tengah. Garam bleng ini selain dimanfaatkan masyarakat sebagai garam konsumsi tradisional, juga menjadi souvenir wisatawan yang berkunjung ke Bledug Kuwu.

Kemudian, di Papua. Rakyat setempat, ada yang memanfaatkan tanaman untuk memperoleh garam.

Indonesia memiliki tradisi pengolahan garam rakyat yang sangat istimewa. Keunikan beragam tradisi pengolahan garam ini mulai dari laut hingga gunung.*

 

Tags: Garam TradisiKemenko Kemaritiman
Bagikan45Tweet8KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Planet Jupiter dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble, pada 27 Juni 2019. Pada hari Jumat, 3 Februari 2023, para ilmuwan mengatakan telah menemukan 12 bulan baru di sekitar raksasa gas tersebut, dengan jumlah total menjadi 92. FOTO: NASA, ESA, A. Simon/Goddard Space Flight Center, M.H. Wong/University of California, Berkeley via AP
Berita

Pecahkan Rekor di Tata Surya, Jumlah Bulan Jupiter Menjadi 92

5 Februari 2023
Kapal kargo Jepang, Seiryu, tenggelam di Laut Pedalaman Seto Jepang, Kamis (2/2). FOTO: NHK
Berita

Kapal Kargo Tenggelam di Laut Jepang

5 Februari 2023
Kapal kargo MSC Faith kandas di dekat Pulau Batu Berhenti, Kota Batam, pada Selasa (31/1) malam. FOTO: HUBLA
Berita

Kapal Kargo Muat 6153 Kontainer Kandas di Selat Singapura

5 Februari 2023
Next Post
Ekspedisi Zooxanthellae

FDC-IPB Eksplorasi Potensi Terumbu Karang di Pesisir Timur Kei Besar

Parade Kapal

Besok, Puncak Hari Nusantara di Banggai

Komentar tentang post

REKOMENDASI

ISKINDO Matangkan Ekspedisi Pinisi 2018-2019

Gelatin dari Kulit Ikan

Sekoci di Pulau Obi Diduga Milik Kapal MV Nur Allya

Melibatkan Nelayan Mendata Kakap dan Kerapu

Eceng Gondok untuk Bahan Lotion Anti Gatal-Gatal

ISOI Gelar Temu Ilmiah di Yogyakarta, Bahas Kesehatan Lingkungan Laut

TERBARU

Pecahkan Rekor di Tata Surya, Jumlah Bulan Jupiter Menjadi 92

Kapal Kargo Tenggelam di Laut Jepang

Kapal Kargo Muat 6153 Kontainer Kandas di Selat Singapura

Bibit Siklon Tropis 95S dan 97S Mampu Tingkatkan Potensi Pertumbuhan Awan Hujan

Bibit Siklon Tropis 97S Berkembang di Selatan Bali, 95S di Selatan Jawa

Mata Ikan Tuna Mengandung Omega-3

TERPOPULER

  • Komet C/2022 E3 (ZTF) pada 26 Desember 2022 di Payson, Arizona, Amerika Serikat. Komet ini akan melintas dekat Bumi, termasuk Indonesia, awal Februari 2023. FOTO: CHRIS SCHUR

    Komet Hijau Menghampiri Bumi

    39 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 10
  • Penduduk Miskin Gorontalo Bertambah

    9 bagikan
    Bagikan 4 Tweet 2
  • Mengapa Orca Tidak Memangsa Manusia di Alam Liar?

    34 bagikan
    Bagikan 14 Tweet 8
  • Langka, Gerhana Matahari Hybrid Akan Terjadi di Indonesia

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Pemanasan Laut, Ini Dampak Bagi Ekosistem dan Manusia

    28 bagikan
    Bagikan 11 Tweet 7
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    234 bagikan
    Bagikan 99 Tweet 56
  • Teori Spesiasi Geografis Ikan Karang

    29 bagikan
    Bagikan 12 Tweet 7
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu dan Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk