Darilaut – Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Prof. Celeste Saulo mengatakan, perempuan dan laki-laki terkena dampak cuaca dan iklim secara berbeda. Oleh karena itu memerlukan informasi dan layanan yang sensitif gender.
Dalam siaran pers WMO, Saulo menjelaskan bahwa krisis iklim masih jauh dari kata “netral gender”.
“Perempuan dan anak perempuan sangat terkena dampak perubahan iklim dan bencana terkait cuaca,” ujar Saulo, pada acara International Gender Champions (IGC), yang diselenggarakan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies.
Selain itu, mereka mempunyai akses yang lebih sedikit terhadap informasi iklim, peringatan dini, layanan konsultasi pertanian, teknologi telepon seluler, dan kredit keuangan.
Untuk itu, ada potensi besar yang belum dimanfaatkan untuk memanfaatkan peran perempuan sebagai pemimpin iklim dan advokasi ketahanan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
“Perempuan sangat efektif dalam memobilisasi masyarakat ketika terjadi bencana. Mereka berada di garis depan dalam bergerak maju menuju pemulihan,” kata Saulo saat peluncuran International Gender Champions Climate Impact Group.
“Perempuan juga memiliki pengetahuan penting dalam pengelolaan sumber daya alam, dan merupakan aktor kunci dalam adaptasi dan mitigasi iklim.”