Oleh karena itu, menurut kata Dr. Mumba, kita perlu menghentikan perusakan yang sedang berlangsung dan mendorong tindakan untuk melestarikan dan memulihkan ekosistem penting ini.
Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB, Inger Andersen, mengatakan, lahan basah menyimpan air pada saat kekeringan, menyerap air pada saat banjir, menyaring polutan dan membantu menyediakan air minum bersih dan air untuk tanaman.
Namun kenyataannya kita hidup di masa degradasi air dan meningkatnya tekanan air. “Memberikan solusi berbasis alam yang melindungi dan memulihkan serta mengelola lahan basah secara berkelanjutan menjadi lebih penting dari sebelumnya,” kata Inger.
Tidak semua lahan basah merupakan air tawar, terdapat lahan basah pesisir.
Menurut Direktur Jenderal Organisasi Pangan Dunia (FAO) Dr QU Dongyu, lahan basah merupakan ekosistem yang luar biasa. Mulai dari teluk besar, hutan bakau dan dataran lumpur, rawa gambut, kolam ikan dan sawah.
“Hari Lahan Basah Sedunia memberi kita kesempatan untuk merayakan hubungan penting antara lahan basah dan kesejahteraan manusia,” kata Dr Dongyu.
“Hutan memberi kita air bersih dan makanan, mendukung penghidupan lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.”
Sebagai reservoir keanekaragaman hayati, menurut Dr Dongyu, lahan basah meningkatkan kualitas air, menyimpan karbon, dan melindungi dari banjir dan kekeringan.