Menurut Sekretaris Jenderal AJI, Ika Ningtyas, inisiatif cek fakta telah mendapat respons positif publik dan telah menjadi rujukan untuk memeriksa pernyataan/ klaim para kandidat. Hal itu terbukti dari artikel cek fakta di berbagai media yang mendapat kunjungan pembaca yang tinggi.
“Bahkan kegiatan cek fakta juga menginspirasi kelompok sosial masyarakat untuk melakukan cek fakta secara mandiri,” kata Ika.
Terkait informasi, menurut catatan MAFINDO, terdapat 1.292 kasus misinformasi/disinformasi atau hoaks terkait pemilu 2024.
Jumlah itu meningkat sekitar 2 kali lipat dibanding pemilu 2019. Hoaks beredar melalui platform seperti Youtube, Facebook, Tiktok, Twitter (X), Whatsapp, dan Instagram yang menjadi platform sosial media yang banyak digunakan oleh pengguna internet di Indonesia.
Co-founder dan Fact-check Specialist MAFINDO, Aribowo Sasmito, mengatakan, kegiatan “live fact checking” kali ini lebih baik karena ada tambahan tim verbatim, monitoring, dan editor yang mempermudah kerja pemeriksa fakta.
Koalisi cek fakta yang terdiri dari AJI, AMSI, MAFINDO, dan 16 media yang menggelar “live fact checking” debat pilpres ke-5, pada Minggu 4 Februari 2024, hingga pukul 22.00 WIB berhasil memeriksa 18 klaim para kandidat dan menghasilkan 52 artikel yang tersebar di berbagai media.